Melihat Budidaya Madu Lebah Tanpa Sengat di Hutan Ciremai

Konten Media Partner
16 Juli 2019 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lebah tanpa sengat atau stingless bee dapat dibudidayakan dan mampu menghasilkan madu bernilai ekonomis. (Andry).
zoom-in-whitePerbesar
Lebah tanpa sengat atau stingless bee dapat dibudidayakan dan mampu menghasilkan madu bernilai ekonomis. (Andry).
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Kuningan, - Lebah tanpa sengat atau stingless bee (T. laeviceps) kerap dijumpai bersarang di pinggiran jendela kayu rumah. Namun, banyak orang yang belum tahu cara memanfaatkannya. Padahal, lebah tersebut bisa dibudidayakan agar menghasilkan madu yang bernilai ekonomis.
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa IPB bersama Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan memberikan pelatihan kepada warga Desa Sagarahiang Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, mengenai budidaya lebah tanpa sengat. Tujuannya agar pengetahuan tentang budidaya lebah ini dapat diserap banyak warga.
“Tujuan utama pelatihan adalah sebagai langkah awal dalam harmonisasi serta interaksi masyarakat sekitar kawasan konservasi dan kawasan hutan konservasi. Tujuan khususnya untuk membudidayakan stingless bee di Desa Sagarahiang, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga membantu terwujudnya pertanian sehat di desa pernyangga TNGC,” kata Kepala BTNGC Kuningan, Kuswandono, Selasa (16/7).
Budidaya lebah tanpa sengat (T. laeviceps) masih sedikit dilakukan. Sejumlah warga di kawasan Gunung Ciremai mulai memperkenalkan budidaya lebah tak bersengat ini. (Andry).
Menurutnya, saat ini desa-desa penyangga TNGC sudah ada yang membudidayakan lebah madu secara legal. Namun, kebanyakan jenis lebah yang dibudidayakan adalah lebah yang bersengat (Apis sp).
ADVERTISEMENT
“Untuk jenis lebah T. laeviceps, atau stingless bee baru sedikit dibudidayakan. Di sisi lain, ada warga yang sudah mencoba mengembangkan stingless bee, namun karena tidak didukung oleh pengetahuan yang sesuai, sehingga lebah-lebah tersebut lepas kembali,” kata Kuswandono.
Pihaknya berharap, pelatihan ini dapat menghindari pengambilan koloni alami lebah madu secara liar dari kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
“Pelatihan ini selaras dengan 10 cara baru pengelolaan kawasan konservasi, bahwa masyarakat desa penyangga menjadi subjek dalam pengelolaan kawasan. Semoga pelatihan ini mampu mendukung program pertanian sehat yang sedang diterapkan Balai TNGC,” jelas Kuswandono.
Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki potensi pakan stingless bee yang cukup banyak. (Andry).
Sementara itu, Dosen Pembimbing Mahasiswa IPB, Arzyana Sunkar, mengatakan pelatihan tersebut penting untuk mengenalkan masyarakat pada teknik budidaya yang benar. Sekaligus akan meningkatkan jiwa kewirausahaan dan membentuk karakter masyarakat yang berdaya saing.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, dengan pengetahuan teknik budidaya yang tepat, diharapkan masyarakat akan menjaga kelestarian hutan Taman Nasional Gunung Ciremai,” ucap dosen dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata IPB itu.
Kawasan hutan TNGC, lanjut Arzyana, memiliki potensi pakan stingless bee yang cukup banyak. Masyarakat diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dan memanfaatkan stingless bee sebagai polinator biologis yang dapat meningkatkan hasil produktivitas pertanian Desa Sagarahiang. (*)
Penulis: Andry Yanto Editor: Tomi Indra Priyanto