Musim Kemarau Panjang, BPBD-BTNGC Antisipasi Kebakaran Hutan

Konten Media Partner
28 Juli 2019 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan melakukan monitoring untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau panjang saat ini. (Andry)
ciremaitoday.com, Kuningan, - Memasuki musim kemarau yang panjang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan bersiap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Masing-masing akan memonitor wilayah tugasnya, baik di kawasan Ciremai maupun diluar kawasan taman nasional.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita sudah siap, baik dari sisi SDM maupun Sarpras yang ada di kita. Mungkin kita bersama TNGC akan berembug untuk membentuk Satgas, nah diharapkan bahwa lahan itu kan bukan saja milik TNGC, ada lahan Perhutani, ada lahan masyarakat, nanti siap gak mereka membantu, misalnya di Ciwaru kan bukan lahan TNGC,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin saat memberikan keterangan persnya, Minggu (28/7).
Jika terjadi karhutla di wilayah taman nasional, pihaknya mengaku, siap untuk membantu pemadaman. Karenanya, jika dibentuk Satgas diharapkan akan saling bersinergi dan membantu upaya pemadaman bersama-sama.
“Jadi tidak hanya terfokus ke lahan milik TNGC, ada lahan masyarakat, ada lahan Perhutani, jadi TNGC juga harus siap membantu. Kalau dengan Perhutani kita sudah koordinasi, setiap hari kita juga pantau untuk kekeringan maupun pencegahan karhutla,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, sejumlah perlengkapan telah dipersiapkan jika terjadi karhutla di wilayah Kuningan. Peralatan itu seperti Jet Shooter hingga mobil tangki air.
Upaya yang dilakukan yakni pemantauan, sosialisasi, hingga pengecekan peralatan pemadaman karhutla di wilayah taman nasional. (Andry)
Sementara Kepala BTNGC Kuningan Kuswandono menuturkan, hingga kini masih terus melakukan pemantauan, sosialisasi, hingga pengecekan peralatan pemadaman karhutla di wilayah taman nasional. Termasuk terhadap kesediaan embung air yang berada di kawanan taman nasional, untuk antisipasi jika terjadi karhutla.
“Lebih baik kita melakukan upaya pencegahan, daripada harus melakukan pemadaman kebakaran hutan. Polhut juga terjun ke lapangan monitor di areal rawan kebakaran, dan dilakukan pendataan sarpras sebagai pendukung upaya pemadaman jika terjadi kebakaran,” ungkapnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I Kuningan, San Andre menambahkan, peralatan pemadaman karhutla yang dimiliki BTNGC kini telah dilakukan pengecekan. Hal itu penting dilakukan, sebagai antisipasi jika terjadi kebakaran.
ADVERTISEMENT
“Peralatan kami cek kondisinya, kemudian akan kami distribusikan ke wilayah rawan kebakaran. Satu persatu peralatan didata serta dicek kondisinya, peralatan pemadam karhutla diantaranya mesin pompa air dan chain show serta peralatan tangan seperti jet shooter, golok, dan kepyok,” sebutnya.
Menurutnya, kegiatan ini mesti dilakukan, mengingat kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi sangat sulit diprediksi. Oleh karena itu, pihaknya harus selalu siaga sejak dini.
“Kami tidak ingin ketika peralatan ini digunakan tak berfungsi dengan baik, sehingga kami mengantisipasi dengan kondisi terburuk. Tapi semoga di tahun ini tidak terjadi karhutla di Gunung Ciremai, namun jika terjadi dan dengan kesiagaan seperti ini, mudah-mudahan bencana dapat diminimalisir,” tutupnya. (*)
Penulis : Andry Yanto
ADVERTISEMENT
Editor : Tomi Indra Priyanto