Konten Media Partner

PCNU Kabupaten Cirebon Pentaskan Kesenian Tradisional

8 Januari 2020 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Cirebon mementaskan kesenian tradisional khas Cirebonan dalam kegiatan "Njujug Tajug". (Juan)
Ciremaitoday.com, Cirebon, - Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Cirebon mementaskan kesenian tradisional khas Cirebonan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kesenian yakni Cokek, Ronggeng Bugis, Lais dan Sintren dipentaskan acara apik dari desa ke desa dalam kegiatan "Njujug Tajug".
Selain menyiarkan perdamaian dan toleransi, pementasan ini juga untuk kembali memperkenalkan kepada masyarakat kesenian yang hampir punah dan harus tetap dilestarikan.
Selain menyiarkan perdamaian dan toleransi, pementasan ini juga untuk kembali memperkenalkan kepada masyarakat kesenian yang hampir punah. (Juan)
Sekretaris Lesbumi, Agung Firmansyah mengatakan, sejumlah kesenian dinyatakan hampir punah bahkan masyarakat pun hampir tidak mengenalnya, padahal kesenian tersebut tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
"Salah satu cara melestarikannya adalah dengan mementaskan kesenian itu dari desa ke desa dan salah satunya di Desa Mundu Pesisir Blok Karang Gelindingan 2 Kabupaten Cirebon ini," katanya, Rabu, (08/01/2020).
Ia menjelaskan, kesenian daerah memiliki pesan moral yang mendalam karena menceritakan kehidupan sehari-hari yang digeluti oleh masyarakat itu sendiri, bahkan diantaranya ada yang digunakan untuk kegiatan spionase.
ADVERTISEMENT
"Seperti halnya Ronggeng Bugis. Tari yang dipentaskan oleh laki-laki dengan pakaian perempuan itu, sebenarnya adalah tarian telik sandi (penyamaran). Tari tersebut diciptakan pada zaman Sunan Gunung Jati, untuk lebih mempermudah memata-matai musuh. Dalam tari itu juga, terkandung nilai nasionalisme, karena tercipta untuk menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara," terangnya.
Kesenian yang dipentaskan dalam Njujug Tajug merupakan kesenian warisan para pendahulu. (Juan)
Sementara, Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Mundu, R. Moh. Albanna menyatakan, kesenian yang dipentaskan dalam Njujug Tajug merupakan kesenian warisan para pendahulu.
Menurutnya, banyak nilai luhur yang bisa diambil dari kesenian-kesenian yang ditampilkan, karena kesenian bisa menyatukan keragaman yang ada di Nusantara.
"Kegiatan Njujug Tajug juga, sekaligus kembali mengenalkan kesenian lokal warisan para leluhur, yang saat ini banyak ditinggalkan masyarakat. Sehingga, bisa kembali mengingatkan kepada masyarakat, terhadap kesenian-kesenian yang hampir punah ini. Kita juga berharap masyarakat bisa mengambil nilai-nilai luhur yang ada pada kesenian itu," ungkapnya. (*)
ADVERTISEMENT