Pemerintah Akui Belum Punya Cara Ampuh Cegah Banjir

Konten Media Partner
22 Januari 2020 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktorat Sungai dan Pantai Kementerian PUPR RI Jarot Widyoko. (Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktorat Sungai dan Pantai Kementerian PUPR RI Jarot Widyoko. (Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Ketika musim hujan datang, banjir kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia, bahkan Ibu Kota negara pun tak mampu mencegah banjir yang datang di awal tahun 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan agar banjir tidak terjadi, namun bencana itu sepertinya tidak pernah bisa dihindari. Dari mulai gerakan tidak membuang sampah sembarangan, bersih-bersih sungai, hingga normalisasi sungai semuanya hanya dapat mengurangi dampak banjir tapi belum bisa menghentikan banjir.
Pemerintah pun mengakui, hingga saat ini belum bisa menghentikan banjir, yang ada hanya mengendalikan debit air sehingga tidak terjadi genangan air dalam volume yang cukup besar di suatu tempat.
"Karena, besaran hujan yang datang tidak bisa ditentukan, apakah itu kecil atau besar. Yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengendalikan datangnya air hujan," kata Direktorat Sungai dan Pantai Kementerian PUPR RI Jarot Widyoko, Rabu (22/1/2020).
Ia menyatakan, fokus pemerintah adalah mengendalikan banjir agar tidak terlalu parah menggenangi suatu tempat. "Karena kami tidak bisa menghitung debit air hujan yang turun ke bumi jumlahnya berapa," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Jarot menjelaskan, banjir datang karena suatu wilayah tidak bisa menampung debit air yang datang. Terlebih sungai yang ada di daerah itu mengalami pendangkalan atau sedimentasi ditambah sampah-sampah yang menutupi saluran air dan memenuhi sungai.
"Banjir yang datang adalah karena ketidakmampuan daya tampung atau Q debit air yang ada. Misalnya, di sebuah wilayah hanya ada Q50, tapi hujan yang datang justru membutuhkan Q1000. Hal ini akan membuat banjir di wilayah tersebut, karena tidak mampu menampung kelebihan air," terangnya.
Ia mengatakan, jumlah sungai di Indonesia pun hanya itu-itu saja dan tidak pernah bertambah, bahkan lebih mudah menambah jalan tol untuk mengurai kemacetan daripada menambah sungai untuk mencegah banjir.
"Kalau menambahkan jalan tol untuk mengurai macet kita bisa. Tapi kalau menambah sungai untuk mengatasi banjir, kita tidak bisa," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, hal yang paling sederhana untuk mengendalikan banjir adalah membuat sumur-sumur resapan dan tidak membuang sampah sembarangan. "Kita membutuhkan bantuan dari semua stakeholder sampai masyarakat, dari hulu hingga hilir, supaya bisa mengendalikan banjir bersama-sama," pungkasnya.