Polisi: Amsor Penyerang Sopir Bus Safari Terindikasi Gangguan Jiwa

Konten Media Partner
21 Juni 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Majalengka AKBP Mariyono saat memperagakan tindakan penyerangan yang dilakukan Amsor kepada sopir bus safari di Tol Cipali KM 150. Reka adegan ini dilakukan di Mapolres Majalengka, Jumat (21/6). (Oki)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Majalengka AKBP Mariyono saat memperagakan tindakan penyerangan yang dilakukan Amsor kepada sopir bus safari di Tol Cipali KM 150. Reka adegan ini dilakukan di Mapolres Majalengka, Jumat (21/6). (Oki)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Majalengka - Polres Majalengka membeberkan hasil diagnosa psikologi Amsor, tersangka penyerangan sopir Bus Safari di tol Cipali KM 150 yang mengalami kecelakaan pada Senin (17/6).
ADVERTISEMENT
Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono, mengatakan dari hasil diagnosa tim Psikologi Polda Jabar dan Mabes Polri, Amsor memiliki paranoid dan ketegangan kecemasan (tension axciety) serta adanya gangguan persepsi bahwa yang bersangkutan merasa diikuti dan diawasi oleh seseorang sehingga berhalusinasi pada dirinya.
Dijelaskan Mariyono, dalam kondisi psikologi seperti itu, saat kejadian, Amsor seolah-olah merasa sopir bus menerima panggilan telepon dari orang lain dan seakan-akan membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Akibatnya, yang bersangkutan secara tiba-tiba berupaya untuk memberhentikan bus dengan cara melompat dan menduduki posisi sopir serta berusaha mengerem bus agar berhenti. Namun, akibatnya fatal. Bus tidak terkendali dan malah menyeberang ke jalur berlawanan.
"Yang bersangkutan mengalami indikasi memiliki gangguan kejiwaan yang mengarah kepada gangguan kejiwaan Neurotik, Psikotik, dan Paranoid, sehingga perlu dilakukan tindak lanjut oleh saksi ahli," ungkap AKBP Mariyono, Jumat (21/6).
Petugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan identifikasi bus Safari Lux Salatiga yang mengalami kecelakaan di tol Cipali KM 151. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Lebih lanjut, setelah tersangka kesehatannya pulih, akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli jiwa.
ADVERTISEMENT
AKBP Mariyono, menjelaskan Amsor berangkat dari terminal Kampung Rambutan. Kemudian di terminal Pulo Gebang, Amsor pindah tempat duduk, yang lokasinya berada di belakang sopir dan kondektur.
"Waktu duduk di antara sopir dan kondektur, tersangka mendengar sopir berbicara 'tak pateni neng aku' (aku bunuh kamu) dan kondektur melirik ke Amsor (padahal tidak saling mengenal)," ucapnya. (*)
Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi menjenguk Amsor, tersangka penyerangan sopir bus Safari, di RS Mitra Plumbon Cirebon, Senin (17/6/2019). Foto: (Dok Istimewa)
Penulis : Oki Kurniawan
Editor : Tomi Indra Priyanto