Ribuan Jemaah Haji dan Umrah asal Jabar Siap Berangkat ke Tanah Suci

Konten Media Partner
15 Oktober 2021 16:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kanwil Kemenag Jabar, Ahmad Handiman Romdony. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kanwil Kemenag Jabar, Ahmad Handiman Romdony. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - Penandatanganan nota diplomatik Pemerintah Indonesia bersama Kerajaan Arab Saudi pada Jumat (8/10/2022) kemarin, menjadi kabar menggembirakan bagi umat muslim di Indonesia, khususnya para calon jemaah haji dan umrah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, pelaksanaan haji dan umrah di Indonesia sempat tertunda selama 2 tahun akibat pandemi COVID-19. Hal itu membuat pupus harapan bagi para calon jemaah asal Indonesia yang sudah bertahun-tahun menunggu keberangkatannya untuk melakukan haji dan umrah.
Merespons hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat menyambut baik wacana kembali diizinkannya pemberangkatan jemaah haji Indonesia.
Bahkan, Menurut Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kanwil Kemenag Jabar, Ahmad Handiman Romdony mengaku, untuk persiapan administrasi para jemaah, kata dia, pihaknya sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari.
"Alhamdulillah dari awal 2021 pun ketika Saudi Arabia melaksanakan operasional haji dari sisi dokumen dan persiapan kementerian Agama Provinsi Jawa barat sudah siap," kata Handiman seusai mengisi kegiatan diseminasi pembatalan pemberangkatan jemaah haji di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Handiman mengatakan, meski Arab Saudi sudah memberikan nota diplomatik khususnya untuk pelaksanaan umrah.
Disinggung soal kapan pelaksanaannya, kata dia, saat ini kementerian terkait sedang membahas secara detail mengenai teknis pelaksanaan haji dan umrah di masa pandemi COVID-19.
"Nah ini, karena saat ini masih dalam masa pandemi jadi ada protokol kesehatan yang harus disinkronkan antara kebijakan Saudi dengan kebijakan Indonesia, terkait dari vaksinasinya, karantina atau lain sebagainya itu masih dikoordinasikan. Karena semua kementerian yang terlibat, Kemenkes, Kemenag dan Kominfo masih membahas," jelas Handiman.
Selain itu, pihaknya juga sedang membahas ongkos naik haji (ONH) di masa pandemi COVID-19. Menurut dia, ada kemungkinan ONH tahun ini ada bujet anggaran tambahan.
"Justru itu ada kemungkinan (harga yang disahkan sebelumnya) akan berubah. Iya (ada penambahan harga), nanti secara pastinya setelah keluar untuk keputusan rapat itu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, disampaikan dia, sampai saat ini calon jemaah yang sudah terdaftar di Jawa Barat kurang lebih tercatat ada sebanyak 800 ribu orang.
"Kalau kuota haji di Jawa Barat pada 2020 itu ada 37.988 jemaah. Tapi untuk jemaah yang sudah terdaftar sampai hari ini di seluruh Jawa barat hampir 800 ribu dengan kuota 37 ribu sekian, rata-rata di Jawa barat itu masa tunggunya 21 tahun," ujarnya.
"Tadi saya sampaikan terpendek itu 18 tahun, terpanjang itu 28 tahun ada di kabupaten/kota Bekasi. Majalengka termasuk yang 21 tahun," sambungnya. (Erick Disy)