Ribuan Pemudik Pulang Kampung ke Kuningan di Tengah Wabah Corona

Konten Media Partner
30 Maret 2020 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seluruh warga perantau menjalani pemeriksaan kesehatan seperti cek suhu tubuh hingga sterilisasi di bilik cairan disinfektan. (Andri Yanto)
zoom-in-whitePerbesar
Seluruh warga perantau menjalani pemeriksaan kesehatan seperti cek suhu tubuh hingga sterilisasi di bilik cairan disinfektan. (Andri Yanto)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan - Hingga Senin (30/3/2020) dini hari, jumlah perantau asal Kabupaten Kuningan yang telah pulang kampung tercatat mencapai angka 20 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Bahkan, jumlah ini diprediksi masih meningkat, melihat animo perantau yang ingin kembali ke Kuningan akibat merebaknya wabah Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 di kota-kota besar.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin, menyebutkan jumlah perantau yang masuk ke Kuningan dalam satu hari bisa mencapai 7.000 orang khusus di posko check poin Sampora. Hingga saat ini, total jumlah perantau yang pulang kampung dari seluruh posko check point menembus angka 20 ribu orang.
“Kalau untuk posko check point Sampora itu totalnya sudah 17 ribu orang. Kalau digabung dari semua posko check poin ya bisa sampai 20 ribu orang,” kata Agus dalam keterangan persnya, Senin (30/3).
Dia menyebut, sebagian perantau yang datang dalam jumlah banyak menggunakan kendaraan bus maupun travel. Seluruh perantau yang baru tiba di pos check point, langsung menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan disemprot cairan disinfektan.
ADVERTISEMENT
“Jadi semua pendatang diwajibkan menjalani pemeriksaan cek suhu tubuh dan disemprot cairan disinfektan. Lonjakan pendatang itu terjadi pada hari Sabtu kemarin, dalam satu hari itu totalnya ada 7.000 orang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bekasi, Bandung,” terangnya.
Sementara Bupati Kuningan, Acep Purnama, kerap menyempatkan diri meninjau langsung posko check point, sekaligus melihat langsung kedatangan warga perantau. Bagi Acep, adanya lonjakan pemudik akibat penyebaran COVID-19 dari kota besar merupakan hal yang tak bisa dihindari.
“Walaupun berbagai imbauan sudah kita lakukan tapi kondisi ini (mudik) tidak bisa kita cegah. Ya akhirnya mau tidak mau kita melakukan berbagai macam cara, termasuk cek kesehatan pemudik untuk menyelamatkan kita semua,” ungkapnya.
Selain pengecekan kesehatan, lanjutnya, pemudik juga akan ditanya terkait sudah berapa lama tinggal di kota, dan berapa lama akan tinggal di Kuningan. Hal itu dilakukan sebagai upaya pendeteksian dini terhadap warga perantau di tengah kondisi mewabahnya Virus Corona.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, sekarang sudah semakin lengkap peralatan-peralatan sarana prasarana yang bisa kita pakai, untuk mendeteksi secara dini agar kita bisa lebih memperjelas kondisi yang datang,” ujarnya.
Terkait dengan penanganan Virus Corona di Kabupaten Kuningan, Acep mengaku telah menginstruksikan kepada pemerintah desa dan karang taruna untuk melakukan pendampingan, sosialisasi, dan edukasi bahaya penyebaran virus corona saat ini. Tentunya agar masyarakat sadar mengikuti anjuran pemerintah daerah, terutama masyarakat yang merantau di kota-kota besar yang sudah menjadi zona merah.
“Perlakuan ini sebagai jalan keluar bagi saudara-saudara kita yang datang. Terlebih lagi di tempat asal yang memang sudah masuk zona-zona merah itu wajib dikarantina 14 Hari, dan ini dilakukan untuk kepentingan kita bersama,” tandasnya.
Pihaknya berharap, semoga dalam pelaksanaan ini tidak ada ketersinggungan di lingkungan masyarakat. Sebab Pemerintah Kabupaten Kuningan sangat serius dalam mencegah penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT