Seekor Macan Tutul Jawa Akan Dilepasliarkan di Gunung Ciremai

Konten Media Partner
3 Juli 2019 22:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Illustrasi Macan Tutul Jawa. (Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Macan Tutul Jawa. (Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Kuningan - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) Jawa Barat bersama Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan, bakal melepasliarkan seekor Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) di kawasan TNGC Kuningan.
ADVERTISEMENT
Macan Tutul Jawa berumur sekitar lima tahun itu akan dilepasliarkan di kawasan TNGC berdasarkan kesesuaian ekologi dan sosial pada 9 Juli 2019. Sebelum pelepasliaran Macan Tutul Jawa, pihak BTNGC melakukan sosialisasi terhadap warga masyarakat di kawasan lereng Gunung Ciremai.
Termasuk melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar KSDA Jabar, Pemda Kuningan, Pemerintah Desa penyangga lingkup Pasawahan dan Mandirancan, kelompok pengelola wisata alam pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam, LSM, serta lembaga pendidikan.
“Saat macan ini dilepas dalam kondisi sadar, tidak dibius. Bahkan saat dijemput nanti, hingga saat dilepasliarkan, satwa harus tetap dalam kondisi sadar,” kata Kabid Wilayah II Soreang Balai Besar KSDA Jabar, Pupung Purnawam, Rabu (3/7).
Pihaknya bersama tim, akan menjemput Macan Tutul Jawa di Cikananga dengan kandang khusus tertutup. Kondisi macan sendiri, informasi dari dokter hewan, masih dalam keadaan sehat.
ADVERTISEMENT
“Laporan dari dokter hewan di Cikananga dalam keadaan sehat, sudah makan babi, makan ayam, sudah jalan-jalan gitu lah. Macan ini merupakan hasil evakuasi tim Balai Besar KSDA Jawa Barat beserta para pihak,” imbuhnya.
Sementara Kepala Balai TNGC Kuningan, Kuswandono SHut MP, menyampaikan berdasarkan hasil sosialisasi dan diskusi dengan pihak terkait, pelepasliaran Macan Tutul Jawa di kawasan TNGC telah disetujui. Namun ada beberapa catatan khusus yang harus dilakukan pada saat pelepasliaran.
“Pada saat pelepasliaran dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti obat bius, senjata bius, kandang angkut serta tim atau personel yang memadai. Lalu monitoring pasca-rilis dilakukan secara intensif minimal satu bulan oleh tim gabungan,” ujar Kuswandono.
Selain itu lanjutnya, saat ini jumlah macan tutul di kawasan TNGC masih relatif sedikit ketimbang jumlah satwa liar sebagai mangsanya. “Berdasarkan data 2018, jumlah macan tutul di Gunung Ciremai paling banyak tiga ekor. Sedangkan satwa mangsa relatif melimpah, terutama babi hutan dan monyet ekor panjang,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, saat ini satwa tengah dilakukan perawatan dan observasi di PPS Cikananga. Hasil observasi sementara menyatakan bahwa satwa tersebut dalam kondisi sehat dan siap dilepasliarkan.
“Site Leuweung Saeutik di Blok Gunung Dulang, SPTN Wilayah I Kuningan TNGC yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pelepasliaran sudah disurvei oleh tim, dan dinyatakan cocok sebagai habitat baru Macan Tutul Jawa. Sudah dilakukan sosialisasi informasi kepada masyarakat desa di sekitar Site Leuweung Saeutik, termasuk sosialisasi formal kepada para pihak perwakilan desa-desa sekitar Gunung Ciremai khususnya di desa sekitar Leuweung Saeutik pada hari ini,” tutupnya. (*)
Penulis: Andry Yanto Editor: Tomi Indra Priyanto