Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Seperti di Tuban, Warga Satu Desa di Kabupaten Kuningan Ramai-ramai Beli Motor
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti di Tuban, warga satu desa di Kabupaten Kuningan ramai-ramai membeli kendaraan. Aksi borong kendaraan tersebut dilakukan sejumlah warga terdampak proyek bendungan Kuningan, salah satunya di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.
Bedanya dengan warga di Tuban, warga Desa Kawungsari mayoritas ramai-ramai membeli sepeda motor setelah mereka mendapatkan uang ganti rugi lahan akibat proyek Bendungan Kuningan.
Apalagi hari ini, Kamis (18/2/2021), kawasan proyek Bendungan Kuningan juga mendapat kunjungan lapangan dari pemerintah pusat. Hal itu untuk mengetahui, sejauh mana progres proyek Bendungan Kuningan hingga proses ganti rugi lahan kepada warga terdampak.
Nilai ganti rugi yang didapat warga beragam, ada yang mendapat ratusan juta, bahkan hingga miliaran rupiah. Total anggaran yang dipersiapkan pemerintah untuk biaya ganti rugi lahan mencapai Rp 130 miliar.
ADVERTISEMENT
Misalnya, bagi warga terdampak proyek Bendungan Kuningan di Desa Kawungsari. Adanya ganti rugi tahap pertama yang diberikan, tak sedikit warga yang tertarik untuk membeli kendaraan.
Kabar tersebut dibenarkan Kepala Desa Kawungsari, Kusto. Menurutnya, jumlah warga yang membeli kendaraan bermotor meningkat.
"Iya benar, sejak mendapat ganti rugi dari pemerintah banyak yang membeli kendaraan. Kami mencatat, ada penambahan sekitar 30 persen warga yang memiliki kendaraan seperti motor maupun mobil," ujarnya.
Warga Diimbau Tidak Konsumtif
Menyikapi fenomena warganya yang ramai-ramai membeli kendaraan bermotor, Kusto mengingatkan, agar mereka tidak secara berlebihan menggunakan uangnya untuk membeli sesuatu. Karena lebih baik uang yang diterima dapat dimanfaatkan untuk masa depan, seperti ditabung atau dibelikan sawah dan tanah.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya sudah sering mengingatkan agar warga tidak terlalu konsumtif membeli sesuatu berlebihan, karena akan merugikan diri sendiri di masa mendatang. Justru yang perlu dipikirkan bagaimana bisa tetap mendapatkan penghasilan, saat kita pindah ke tempat baru," ucapnya.
Dia mengaku, tidak ingin melihat warganya mengalami kesulitan ekonomi akibat perilaku konsumtif secara berlebihan. Sebab beberapa warga ada yang mendapat ganti rugi dengan nominal Rp 300 juta hingga Rp 1,2 miliar.
"Saya sendiri belum mendapat ganti rugi, karena masuk di tahap selanjutnya. Di sini masih ada 94 warga yang belum menerima pembayaran ganti rugi, katanya sih bisa selesai dalam dua minggu kedepan," tutupnya.