Simulasi KBM Tatap Muka di Kuningan, Jabar, Siswa Masuk Sekolah 3 Kali Sepekan

Konten Media Partner
3 September 2020 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi KBM tatap muka di SMPN 2 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Andri Yanto)
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi KBM tatap muka di SMPN 2 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Andri Yanto)
ADVERTISEMENT
Ciremiatoday.com, Kuningan - Mayoritas sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melaksanakan simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dilakukan, sebagai langkah awal kesiapan sekolah-sekolah di masa percobaan KBM tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.
Seperti di SMPN 2 Kuningan, simulasi KBM tatap muka sudah dimulai sejak Senin (31/8/2020) lalu. Adapun secara teknis, siswa hanya mengikuti pembelajaran selama 4 jam. Selain itu, setiap ruang kelas jumlahnya dibatasi. Sehingga setiap siswa diatur sesuai jadwal dengan sistem shift.
Wakil Kepala SMPN 2 Kuningan bidang Kesiswaan, Dadang Haryono SPd menerangkan, jika sekolahnya menerapkan sistem sift bagi para siswa. Sehingga setiap ruang kelas tidak diikuti oleh seluruh siswa yang ada.
“Kita menyediakan sebanyak 20 kelas, dengan masing-masing ruang kelas kapasitasnya 16 siswa. Setiap siswa hanya mengikuti pembelajaran tiga kali dalam sepekan,” jelasnya, Kamis (3/9/2020).
Simulasi KBM tatap muka di SMPN 2 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Andri Yanto)
Adanya pembatasan jumlah siswa dari setiap ruang kelas, pihaknya menganggap, hal itu telah memenuhi standar social distancing. Bahkan, jam pelajaran juga dikurangi hanya berdurasi empat jam, yakni mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
ADVERTISEMENT
“Jadi tidak ada jam istirahat, tapi diperbolehkan makan saat pergantian jam pelajaran. Hanya kami himbau agar siswa membawa bekal makanan sendiri dari rumahnya, siswa diwajibkan langsung pulang setelah pelajaran selesai,” ungkapnya.
Pihaknya memastikan, jika penerapan standar protokol kesehatan telah merujuk pada ketentuan yang di instruksikan Dinas Pendidikan. Penerapan itu meliputi pengecekan susu tubuh saat masuk sekolah, mencuci tangan dan menggunakan masker atau face shield bagi siswa yang memilikinya.
“Kami menyediakan masker gratis bagi siswa yang membutuhkan. Intinya bahwa seluruh siswa dalam sepekan hanya masuk sekolah 3 kali, selebihnya belajar dirumah dengan metode daring,” imbuhnya.
Para guru dan pegawai sekolah lainnya, tetap bertugas setiap hari. Seluruh pengajar menggunakan APD berupa face shield dan masker selama KBM berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Kami juga tetap memperhatikan izin orangtua dalam penyelenggaraan belajar seperti ini. Bagi orang tua yang tidak mengizinkan putra putrinya untuk belajar tatap muka dengan alasan pandemi COVID-19, sekolah tetap menjamin hak pendidikan siswa terpenuhi yaitu dengan cara belajar daring,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Kuningan, Abidin SPd MPd menyampaikan, terdapat lebih dari 38 sekolah jenjang SMP yang telah memulai simulasi pembelajaran tatap muka.
“Jadi sudah lebih dari 38 sekolah menjalani simulasi awal KBM tatap muka. Simulasi ini akan terus di evaluasi dengan bahan laporan berkala dari pihak sekolah kepada Disdik, evaluasi harian tersebut sangat penting demi keamanan siswa dan pengajar supaya terhindar dari virus corona,” pungkasnya.