news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Slamet Diharapkan Selamat Selama Proses Adaptasi di Ciremai

Konten Media Partner
18 November 2019 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Macan tutul hitam jawa yang diberi nama Slamet Ramadhan terekam kamera pemantau BTNGC di Gunung Ciremai. (Istimewa/BTNGC)
zoom-in-whitePerbesar
Macan tutul hitam jawa yang diberi nama Slamet Ramadhan terekam kamera pemantau BTNGC di Gunung Ciremai. (Istimewa/BTNGC)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan membenarkan, jika keberadaan macan tutul hitam Jawa yang diberi nama Slamet Ramadhan terekam kamera pemantau tim di lapangan. Bahkan kondisi secara fisik dari penampakan hasil foto kamera trap terlihat lebih gagah, segar, dan berisi dengan kondisi yang baik.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai TNGC Kuningan, Kuswandono SHut MP saat dimintai keteraggan persnya, Senin (18/11), menjelaskan, secara ekologi bahwa kawasan TNGC termasuk sebaran macan tutul. Tentu habitatnya akan sesuai dan mendukung untuk pertumbuhan populasi.
“Semoga Slamet Ramadhan dapat selamat dalam proses adaptasi, dan dapat berinteraksi secara normal dengan Macan Tutul Jawa penghuni asli Gunung Ciremai. Apakah itu sebagai pesaing ataupun pasangan, agar kelestarian populasinya tetap terjaga dan mendukung untuk kesehatan ekosistem kawasan TNGC,” ungkapnya.
Kepala Balai TNGC Kuningan, Kuswandono SHut MP. (Andri Yanto)
Menurutnya, saat pelepasliaran Macan Tutul Jawa di Site Leuweung Saeutik Blok Gunung Dulang, dinilai secara ekologi masih terdapat ruang kosong untuk meminimalkan persaingan antar individu macan tutul. Khususnya bagi satwa liar sejenis yang telah ada sebelumnya sebagai penghuni kawasan TNGC.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan asesmen sosial pun, pelepasliaran Slamet Ramadhan di Gunung Dulang tidak menjadi keberatan publik, khususnya masyarakat sekitarnya,” tukasnya.
Dia menegaskan, hal itu penting dilakukan sebab di sekeliling kawasan TNGC terdapat obyek wisata alam yang kerap dikunjungi para wisatawan.
“Jadi di sekitar kawasan TNGC banyak tumbuh Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) baru, yang dikelola masyarakat melalui Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Wisata Alam (IUPJWA). Ini pasca alih fungsi Gunung Ciremai yang sebelumnya berstatus Hutan Lindung menjadi Taman Nasional pada tahun 2004,” terangnya.
Pihaknya berharap, keberadaan spesies penting seperti macan tutul Jawa, elang Jawa, surili dan spesies yang lain dapat tetap hidup lestari menjalankan fungsi menjaga keseimbangan ekosistem Gunung Ciremai. Namun disisi lain, masyarakat dapat semakin sejahtera ikut mengelola kawasan TNGC dengan memanfaatkan jasa lingkungan, khususnya wisata alam dengan legal dan harmonis.
ADVERTISEMENT