news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

TKI Indramayu di Irak, Bikin Video Minta Tolong kepada Presiden Jokowi

Konten Media Partner
26 September 2021 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkap layar video Rokaya, TKI asal Indramayu yang meminta tolong kepada Presiden Jokowi agar membantu kepulangannya ke Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkap layar video Rokaya, TKI asal Indramayu yang meminta tolong kepada Presiden Jokowi agar membantu kepulangannya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Indramayu - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bernama Rokaya (40) membuat video yang membetot perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, Rokaya meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu memulangkannya dari Irak.
Rokaya membuat video singkat berdurasi 1 menit 49 detik. Dalam video itu, Rokaya memperkenalkan dirinya dan menjelaskan tentang rasa sakit yang tengah dideritanya. Rokaya mengaku menderita sakit pada bagian leher dan mata.
Dalam video itu, Rokaya juga sempat menunjukkan bagian punggungnya. Ia mengeluhkan rasa sakit. Bahkan, Rokaya mengaku rutin mengosumsi obat pereda sakit kepala setiap harinya.
Namun, majikannya tak mengizinkan Rokaya pulang. Sebab, dalam potongan video itu, Rokaya mengaku ditebus dengan harga mahal. Rokaya meminta Presiden Jokowi untuk bisa memulangkannya.
SBMI memperjuangkan kepulangan Rokaya. SBMI Indramayu mengaku telah berkoordinasi dan menyampaikan aduan kepada Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
ADVERTISEMENT
"Ya termasuk Bupati Indramayu dan BP2MI. Kita sudah mengadu ke pemerintah daerah dan pusat," kata Ketua SBMI Kabupaten Indramayu Juwarih, Minggu (26/9/2021).
Lebih lanjut, Juwarih mengatakan Rokaya merupakan TKI asal Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Rokaya mulai bekerja di wilayah Erbil, Irak pada 10 Januari 2021.
"Kondisi PMI (pekerja migran Indonesia) saat ini sedang sakit-sakita, bagian kepala, leher ada benjolan serta selaput mata membengkak. Namun majikan tetap terus mempekerjakan tanpa membawanya berobat ke dokter, hanya diberi obat-obatan biasa. Selain itu PMI sering dipekerjakan di rumah saudaranya majikan," kata Juwarih.
Ia menduga Rokaya merupakan korban tindak perdagangan orang. "Dia diberangkatkan di saat pandemi. Indikasinya unprosedural dan korban TPPO," kata Juwarih.