TKW asal Indramayu di Yordania Sudah 4 Tahun Hilang Kontak

Konten Media Partner
12 Maret 2019 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ulpiyah binti Satarudin (37), seorang tenaga kerja wanita (TKW)  warga Blok Mangir, RT 001, RW 005, Desa Sliyeg, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Dok)
zoom-in-whitePerbesar
Ulpiyah binti Satarudin (37), seorang tenaga kerja wanita (TKW) warga Blok Mangir, RT 001, RW 005, Desa Sliyeg, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Dok)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Indramayu, - Ulpiyah binti Satarudin (37), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) warga Blok Mangir, RT 001, RW 005, Desa Sliyeg, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dilaporkan hilang kontak dengan keluarga selama 4 tahun saat bekerja di Yordania. Hal tersebut disampaikan Nurkhodi, suami Ulpiyah.
ADVERTISEMENT
"Istri saya terakhir berkomunikasi dengan keluarga via telepon pada awal 2015 yang lalu, setelah itu tidak diketahui lagi keberadaannya, nomor handphone-nya pun sudah tidak bisa dihubungi lagi," ucap Nurkhodi, saat ditemui di rumahnya di Blok Mangir, Desa Sliyeg, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Selasa (12/3).
Nurkhodi menceritakan, awalnya pada April 2012 istrinya direkrut oleh Dayuni, sponsor asal Desa Mekargading, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pada 1 Juni 2012 , PT Qafco yang beralamat di Jl. Otista III, Kompleks I, No. 1, Kebun Nanas Selatan 8, Cipinang, Cimpedak, Jakarta Timur, menerbangkan Ulpiyah ke Qatar.
"Setibanya di Qatar kemudian istri saya bekerja pada majikan bernama Ahmed Mohamed Ali Ahmed Gelgel di daerah Doha," ujar pria anak satu tersebut.
ADVERTISEMENT
Nurkhodi bercerita, satu bulan bekerja Ulpiyah diperlakukan tidak baik oleh majikannya bahkan sempat diancam akan dibunuh oleh majikan laki-lakinya. Sekitar awal bulan Juli 2012 Ulpiyah dibawa ke rumah majikannya yang ada di Yordania.
"Saat bekerja di rumah majikan yang ada di Yordania, istri saya memutuskan untuk kabur dari rumah majikan dikarenakan sudah tidak tahan atas perlakuan majikannya," jelas Nurkhodi.
Ilustrasi pekerja wanita. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Setelah kabur dari rumah majikan, istrinya tinggal di sebuah kontrakan bersama temannya sesama Pekerja Migran asal Indonesia dan sambil bekerja freelance atau bekerja tidak tetap selalu gonta-ganti majikan.
"Pada saat tinggal di kontrakan selama 3 tahun komunikasi dengan istri saya melalui nomor HP +962776227267 selalu lancar, namun sejak awal tahun 2015 hingga saat ini putus komunikasi karena nomor tersebut sudah tidak aktif lagi," kata Nurkhodi
ADVERTISEMENT
Hampir satu tahun tidak diketahui keberadaan istrinya. Nurkhodi juga mengadukan permasalahan istrinya ke Crisis Center Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Jl MT Haryono, Jakarta, pada 11 Desember 2015.
"Namun sudah lebih dari tiga tahun mengadu ke BNP2TKI hingga sampai saat ini istri saya masih belum diketahui keberadaannya lagi," keluhnya.
Senada dengan Nurkhodi, Nurlaeli, adik kandung Ulpiyah, menyampaikan bahwa sejak putus komunikasi dengan Ulpiyah. Nurlaeli mengaku, keluarganya terus mengkhawatirkan dengan keberadaan Ulpiyah, terutama ibu kandungnya yang selalu memikirkan dan merindukan kepulangan anaknya.
"Ibu saya selalu memikirkan keberadaan kakak saya sekarang masih sehat atau tidak? dan terus merindukan kepulangannya," keluh Nurlaeli.
Nurlaeli berharap dengan pemberitaan permasalahan kakaknya bisa kembali ditemukan dan dapat dipulangkan ke kampung halamannya di Indramayu. (*)
ADVERTISEMENT
Penulis : Juan
Editor : Tomi Indra Priyanto