Tukarkan Uang Lebaran, Warga Kuningan Antri di Mobil BI

Konten Media Partner
22 Mei 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Warga Kabupaten Kuningan rela mengantre di depan mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di sekitaran Pasar Baru Kabupaten Kuningan, Jawa Barat demi menukarkan uang baru dengan pecahan kecil. (Andry)
ciremaitoday.com, Kuningan, - Sejumlah warga di Kabupaten Kuningan rela mengantre di depan mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di sekitaran Pasar Baru Kuningan demi menukarkan uang baru dengan pecahan kecil. Proses penukaran uang dijaga ketat dua petugas kepolisian bersenjata lengkap, sekaligus petugas pasar dari Disperindag Kuningan sebagai Koordinator Mitra BI.
ADVERTISEMENT
Koordinator Mitra BI dari Disperindag Kuningan, Arisman mengatakan, bahwa mobil kas keliling BI melayani penukaran uang lama dengan uang baru untuk pecahan kecil. Pecahan uang baru yang disediakan yaitu Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000 dalam setiap gepok dengan nominal tertentu.
“Jadi penukaran ini tidak boleh memecah ikatan, artinya jumlah uang yang ditukar harus satu gepok berisi 100 lembar. Misalnya satu ikat uang pecahan Rp1.000 berjumlah Rp100 ribu, satu ikat pecahan Rp2.000 berjumlah Rp200 ribu, satu ikat pecahan Rp5.000 berjumlah Rp500 ribu dan seterusnya,” jelasnya, Rabu (22/5).
Mobil kas keliling BI melayani penukaran uang lama dengan uang baru untuk pecahan kecil. Pecahan uang baru yang disediakan yaitu Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000. (Andry)
Dia menjelaskan, tak ada syarat atau formulir khusus bagi setiap warga yang ingin menukarkan uang baru. Warga hanya perlu sabar mengantre, dan membawa uang lama dengan nominal tertentu yang ingin ditukarkan. “Untuk memudahkan petugas memberikan pelayanan, makanya penukarannya dilakukan satu ikat isi 100 lembar tanpa harus memecah ikatan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kehadiran mobil kas keliling BI ini selain dalam rangka memberikan pelayanan penukaran uang baru, sekaligus juga dalam rangka sosialisasi tentang gerakan cinta rupiah. Caranya selain menerapkan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) untuk memastikan keaslian uang yang diterima, kini masyarakat diajak untuk melakukan 5 Jangan (Jangan Melipat, Jangan Distepler, Jangan Dilipat, Jangan Diremas dan Jangan Dibasahi).
“Masyarakat harus menyadari bahwa uang rupiah adalah salah satu simbol negara yang harus dijaga kehormatannya di mata dunia. Untuk itu, masyarakat diminta merubah kebiasaannya dalam menggunakan uang dengan melakukan 5 Jangan itu,” tandasnya.
Salah seorang penukar uang, Eron mengaku, sengaja membawa uang lama senilai Rp1,5 juta untuk ditukarkan dengan pecahan Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000. Nantinya uang baru akan dipergunakan untuk berbagai THR bagi anak-anak baik keponakan maupun saudara lainnya.
ADVERTISEMENT
“Ya ini untuk persiapan THR keponakan yang masih kecil-kecil. Uang kertas baru kan sering ditunggu sama anak-anak kecil yang masih sekolah,” pungkasnya. (*)
Penulis : Andri
Editor : Tomi Indra Priyanto