Untuk Kebutuhan Ramadhan, Produsen Kolang-Kaling Kebut Produksi

Konten Media Partner
15 Maret 2019 22:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mendekati bulan ramadan para pengusaha kolang kaling di Majalengka mulai mengebut produksi untuk persediaan dan memenuhi permintaan pasar.persediaan dan memenuhi permintaan pasar. (Oki)
ciremaitoday.com, Majalengka, - Kolang kaling atau buah atap merupakan salah satu jenis makanan ringan pelengkap kolak, rujak, yang khas disajikan setiap bulan suci ramadan. Mendekati bulan ramadan para pengusaha kolang kaling di Majalengka mulai mengebut produksi untuk persediaan dan memenuhi permintaan pasar.
ADVERTISEMENT
Desa Cimeong merupakan, salah satu daerah yang menjadi sentra penghasil kolang kaling di Majalengka. Karena daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon aren yang biasa tumbuh di daerah pegunungan.
Bukan hanya bulan ramadan saja, mengingat buah kolang kaling tidak mengenal musim. Hampir setiap hari saung produksi kolang kaling tetap ‘ngebul’ merebus buah kolang kaling sebelum dikupas dan dikeluarkan isinya.
Pada bulan rajab atau sekitar satu bulan sebelum bulan ramadan para pengusaha kolang kaling di Desa Cimeong mulai mengebut produksi dikarenakan omzet terbesar biasanya datang pada bulan suci ramadan.
Seperti diungkapkan Eji yang akrab disapa Haji Iyan, pengusaha kolang kaling yang sudah terkenal di Cimeong. Dirinya dibantu beberapa pegawai sudah mulai mengebut produksi kolang kaling untuk stok di bulan ramadan.
ADVERTISEMENT
“Mendekati bulan puasa, setiap tahun kita mulai memperbesar produksi sebagai stok supaya tidak keteteran permintaan di bulan puasa,” ujar Haji Iyan.
Harga kolang kaling sekarang berkisar Rp10.000/kg untuk pengecer dan Rp7.000/kg untuk pemborong yang akan dijual kembali. (Oki)
Pria paruh baya ini sudah menggeluti usaha kolang kaling selama 30 tahun. Dia menjelaskan, jika biasanya hanya bisa menjual 50-100 kg, namun di bulan ramadan setiap harinya ibisa menjual 200-400 kg per hari.
Harga kolang kaling sekarang berkisar Rp10.000/kg untuk pengecer dan Rp7.000/kg untuk pemborong yang akan dijual kembali.
“Hari hari biasa hanya mampu terjual 50-100 kg paling banyak dan dibulan puasa bisa 3-4 kali lipat dan untuk harganya dibanderol Rp10 ribu per kilo pengecer dan Rp7 ribu per kilo untuk yang dijual lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut Haji Iyan mengatakan, dalam produksi kolang kaling gampang gampang susah. Kolang kaling bisa tahan sampai dua bulan tanpa bahan pengawet, yang penting teknik penyimpanannya yang harus diperhatikan dan tepat. Selain itu saat dipetik buah kolang kaling tidak boleh terlalu muda dan terlalu tua.
ADVERTISEMENT
“Kolang kaling tahan dua bulan dengan teknik penyimpanan sederhana, kolangkaling harus meujeuhna (pas), tidak boleh terlalu muda, juga tak boleh terlalu tua,” paparnya. (*)
Penulis : Oki Kurniawan
Editor : Tomi Indra Priyanto