Kisah 'Sang Penakluk Api' di Balik Ledakan Kosambi

Konten dari Pengguna
4 November 2017 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Citra Pulandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada Kamis (26/10) kemarin, telah terjadi sebuah ledakan di pabrik petasan di komplek pergudangan 99 Kosambi, Kabupaten Tangerang. Akibat dari peristiwa tersebut, para pekerja yang sedang beraktifitas didalam pabrik banyak menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Ketika kumparan (kumparan.com) sedang dalam perjalanan untuk mendatangi pabrik petasan pada Sabtu (4/11), terlihat banyak bendera kuning yang terpasang di rumah-rumah dan di gang-gang sekitar pabrik. Ketika sudah sampai di TKP hanya terlihat sisa-sisa abu bekas kebakaran dan beberapa karangan bunga yang masih berdiri di depan pabrik.
Disisi lain ada hal menarik di balik kejadian yang mengenaskan itu, ada sosok pahlawan yang menjadi satu dari sekian banyak pasukan pemadam kebakaran yang bertugas memadamkan api di pabrik petasan tersebut. Ia adalah Prasetyo (25), anggota damkar yang baru saja 4 bulan mengabdikan jiwa raganya untuk menjadi bagian dari 'sang penakluk api'.
ADVERTISEMENT
" Awal mulanya saya sekolah angkatan dan saya punya keinginan untuk menjadi anggota pemadam kebakaran ditambah latar belakang orang tua saya yang memang orang Angkatan Darat. Lalu saya membulatkan niat dan orang tua juga setuju jika saya menjadi damkar. Saya mengikuti tes dan alhamdulillah saya masuk. Sekarang masih orientasi dan keliling-keliling di setiap pos dan kenalan dengan senior-senior ". Imbuhnya ketika ditanya tentang awal mula menjadi anggota pemadam kebakaran
Prasetyo telah menjalankan pelatihan dan pendidikan untuk anggota damkar selama satu bulan dan saat ini Ia sedang ditugaskan di kantor damkar cabang Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Cabang ini menjadi cabang kedua penempatan Prasetyo setelah Ia ditugaskan di pos cabang Balaraja sebelumnya. Ia mengaku selama 4 bulan Ia ditugaskan menjadi bagian dari 'sang penakluk api', peristiwa ledakan pabrik petasan Kosambi merupakan kali pertama dirinya terlibat dalam penugasan.
ADVERTISEMENT
"Pada waktu itu jam 09.30 pagi hari kami disini dapat kabar ada kejadian dan ada perintah penugasan dari komandan, disini langsung siap-siap dan buru-buru meluncur. Kita sampai di TKP pertama kali sebelum unit-unit lain sampai. Unit cabang Pakuhaji sampai di TKP sekitar jam 10 kurang. Disana warga sudah pada panik,teriak-teriak karena ada korban yang masih minta pertolongan". Tuturnya kepada kumparan ketika didatangi di kantor damkar cabang Pakuhaji, Kabupaten Tangerang pada Sabtu (4/11).
Presetyo menceritakan pengalaman pertama penugasan yang menurutnya tidak akan pernah Ia lupakan seumur hidupnya. " Dalam hati saya yang terdalam saya kasihan kepada para korban karena keadaanya sangat mengenaskan, saya kaget dan tidak tega karena kondisinya benar-benar parah". Tambahnya kepada tim kumparan.
ADVERTISEMENT
Ketika kumparan menanyakan tentang apa yang Ia rasakan ketika api padam dan melakukan evakuasi ke dalam, Prasetyo menjelaskan kalau kondisi pada saat itu benar-benar sudah tidak bisa dibayangkan. " banyak korban yang pada saat itu saya lihat sudah tidak beraturan ". Jelasnya pada kumparan
Ketika diwawancarai oleh kumparan, mata Prasetyo berkaca-kaca sambil menjelaskan tentang pengalaman pertama dirinya terlibat dalam penugasan dan melihat korban-korban yang tersebar di pabrik tersebut.
" Saya pribadi ada rasa bangga karena dalam penugasan pertama saya ini, saya dan rekan-rekan yang terjun kemarin dapat menjalankan tugas tanpa ada kendala yang berarti. Ini akan menjadi pengalaman berharga saya ". Tuturnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Prasetyo juga mengatakan harapan kedepannya jika Ia akan terus mengabdikan dirinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, walaupun menurutnya pekerjaan menjadi seorang damkar tidak kenal waktu dan banyak waktu yang dikorbankan untuk kumpul dengan keluarga. Ia juga mengatakan pekerjaan ini penuh resiko bahka nyawa sekalipun menjadi taruhannya. Tapi Ia akan terus belajar sehingga Ia dapat menjadi yang lebih baik kedepannya.
Prasetyo juga berpesan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan perhatian terhadap hal sekecil apapun, dan Ia juga berpesan sebaiknya di setiap rumah dan bangunan tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebagai pertolongan pertama apabila terjadi sesuatu yang disebabkan oleh api.
ADVERTISEMENT