KENAPA ORANG ANTUSIAS DENGAN #2019GANTIPRESIDEN?

Corong umat, bangsa dan negara
Konten dari Pengguna
2 Mei 2018 2:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh : FURQAN JURDI*
Gerakan ini bagi saya harus digembirakkan. Mengapa? Agar semua komponen yang bergerak, memiliki semangat meskipun harus melewati jalan curam dalam tekanan. Menggembirakan perjuangan berarti melupakan beban dan derita. Hal yang sama juga harus dilakukan oleh para pendakwah.
ADVERTISEMENT
#2019GantiPresiden terus di kumandangkan, agar semua telinga mendengarnya, semua mata tertuju memandangnya, sehingga gerakan ganti presiden yang tadinya mendapatkan resisten menjadi social movement.
Kita sebut ini sebagai semangat untuk yang lahir dari dalam jiwa bangsa, ketika kekuasaan semakin menampakkan wajahnya yang lapuk dimakan kebohongan, apabila para menteri dan pejabat Istana sudah ditempati amatiran yang tadinya relawan, maka jalanya adalah ganti presiden
Bagi saya, Tagar ini adalah jawaban atas desakan ekonomi yang menghimpit, infrastruktur yang semakin mengancam nyawa, utang meroket, harga kebutuhan semakin meningkat tajam, ibu-ibu menjerit sambil ngomel-ngomel di dapur, kekuasaan hanya menawarkan kejengkelan ketika keluhan rakyat semakin riuh.
Masalah penegakan hukum semakin amburadul, ketidakadilan semakin meningkat, dari Novel Baswedan hingga para tersangka Makar masih terkatung-katung nasibnya. Hukum Seakan-akan menyiksa mereka, dan menyandera mereka.
ADVERTISEMENT
Kepadamu tuan Presiden, dari BBM yang terus melonjak, dari harga bahan pokok terus meningkat tajam, mulai dari import beras hingga import tenaga kerja Asing, mulai dari bahaya invansi dengan modus investasi, maka kami sangat mengharapkan secuil kebijakan dari presiden yang memberikan kebaikan bagi kami, paling tidak memberikan ketenangan bagi ibu kami di dapur.
Pemuda-pemuda semakin panik, sarjana menganggur semakin banyak, ada yang putus asa, ada yang mencaci maki. Mereka menunggu kebaikan dari negara. Tapi kenapa Tenaga Kerja Asing Semakin diprioritaskan?
Mestinya kita sadar bahwa semakin banyaknya kesusahan, semakin tinggi resistensi dan anarkisme. Saya pribadi melihat bahwa mulai dari rakyat hingga aktivis sudah mulai membicarakan negara, ini bukan petanda baik bagi kekuasaan, ini petanda yang buruk. Kalau semua orang sudah berbicara bangsa dan negara, maka mereka sudah berada dititik yang melarat.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah, hanya segentir kecil orang yang mapan bicara bangsa dan negara, karena kalau ia pengusaha ia hanya mencari untung. Sedangkan penguasa hanya menghiasi negara dengan pidato disertai kertas tiga lembar.
Tapi apabila mereka yang kesusahan dan menderita bicara melampaui kemampuan, seperti rakya jelata bicara negara dan bangsa maka itu adalah lampu merah. Maka benarlah kata H. Agus Salim bahwa Pemimpin itu adalah menderita, karena ia akan terus memikirkan bangsa dan negara. Nah apabila rakyat, petani, nelayan, buruh, aktivis sudah mengarahkan semua pikirannya ke kekuasaan maka ini sudah sangat kritis keadaannya. Gerakan sosial dan perubahan yang ekstrim sudah semakin dekat.
Tidak heran ketika #2019GantiPresiden, diserukan pertama kali oleh Mardani Ali Sera, maka disahut dengan gembira oleh segenap rakyat Indonesia. Kenapa orang menyahutnya? Karena mereka sudah tidak mengharapkan lagi penguasa sekarang.
ADVERTISEMENT
Ketika masyarakat tidak lagi mengharapkannya dengan menyahut seruan itu tadi, maka Presiden merasa tertekan, lalu berpidato dengan nada yang agak meninggi ketika tagar itu menjadi viral dijagat medsos.
Maka bergeraklah pendukung presiden, dalam Car Free Day minggu lalu, berbondong-bondong orang mengatasnamakan pendukung Jokowi memakai Kaos #2019TetapJokowi lengkap dengan spanduknya.
Mereka mengatakan bahwa diri mereka nyata, bukan hanya slogan di media sosial, tapi nyata dan ada secara eksistensial. Menjawab pernyataan itu pendukung #2019GantiPresiden menyiapkan langkah untuk CFD berikutnya untuk meramaikan dengan kaus #2019GantiPresiden. Ternyata lebih banyak dan lebih massif.
Dalam patahnya kebanggaan minggu lalu, dalam keterpojokan klaim secara kesistensial itu tadi, maka langkah selanjutnya menyediakan kelemahan dan mencari kesalahan untuk dipersoalkan. Belum beberapa jam pasca CFD itu muncul berbagai isu miring.
ADVERTISEMENT
Namun dalam perang opini dan media, yang pastinya pendukung #2019GantiPresiden akan mampu menjawab itu dengan benar dan membuat lawan kalah telak. Saya tidak terlalu pusing dengan isu miring itu, bukankah isu miring itu sudah menjadi title bagi "oposisi" selama 4 tahun terakhir ini?
Dalam perang media seperti ini setiap orang memiliki tugas yang harus dilaksanakan, paling tidak menjawab apa yang berkembang diberanda medsosnya masing-masing.
Karena ini proxy war dan kekuatannya ada pada otak dan jari, tidak terlalu menguras keringat. Maka meriahkan dengan gembira, bahwa #2019GantiPresiden adalah tujuan kita untuk membangun bangsa yang lebih maju dan bermartabat.
Slogan kita adalah #SelamatkanNKRI dengan #2019GantiPresiden
*FURQAN JURDIKetua Umum Komunitas Pemuda Madani dan Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
ADVERTISEMENT