Peluang dan Tantangan Pembelajaran Aktif di Era New Normal

Clarista Anindiya
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , Prodi Manajemen Pendidikan
Konten dari Pengguna
27 November 2022 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Clarista Anindiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto Pribadi (SMK Islam Al-Hikmah)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto Pribadi (SMK Islam Al-Hikmah)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada awal diterapkan nya pembelajaran secara online banyak siswa yang mengeluh karena kesulitan dalam mengikuti dan memahami pembelajaran secara daring karena dinilai kurang efektif serta terbatasnya ruang interaksi antara peserta didik dengan guru menjadikan sulitnya kegiatan belajar mengajar. Para guru juga mengeluhkan soal menurunnya sikap interaktif dan kolaboratif siswa pada saat pembelajaran online , dampak yang paling serius akibat adanya pandemi Covid-19 ini adalah meningkatnya angka putus sekolah . Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi kemajuan pendidikan dan membuat menurun nya kualitas mutu pendidikan di Indonesia amun dalam konteks permasalahan ini pemerintah mengatasinya dengan memberikan bantuan seperti memfasilitasi peserta didik dengan membagikan kuota internet secara gratis .
ADVERTISEMENT
Seiring berjalan nya waktu pandemi Covid-19 mulai mereda jumlah penurunan kasus Covid-19 yang membaik membuat pemerintah mengizinkan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka , hal ini sangat disambut baik oleh para peserta didik karena akhirnya dapat merasakan kembali pembelajaran tatap muka . Kini banyak sekali peluang dan tantangan dalam pengelolaan sistem pendidikan di masa new normal ini menjadikan kebangkitan untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia . Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Muhammad Hasbi mengatakan pembelajaran tatap muka secara langsung antara guru dengan murid merupakan strategi yang paling efektif dalam memulihkan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan strategi pembelajaran lain seperti pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pemerintah melakukan penyesuaian terhadap Surat Keputusan Bersama 4 Menteri terkait dengan Panduan Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19. Dalam penyesuaian ini, pemerintah mendorong sekolah untuk mengoptimalkan 100 persen. Kini proses penyesuaian sistem pembelajaran baru di masa new normal ini harus benar-benar diperhatikan secara serius agar dapat memperbaiki masalah atau kekurangan pembelajaran yang terjadi saat pembelajaran online.
Tantangan baru dalam membangun pembelajaran yang aktif di masa new normal ini dengan mengevaluasi sistem pembelajaran yang dirasa kurang efektif pada saat pembelajaran online adanya dampak buruk dalam pembelajaran online seperti ketergantungan siswa dalam menggunakan handphone sangat terasa setelah sistem pembelajaran daring di terapakan , siswa cenderung lebih suka mencari sumber informasi lewat internet dari pada lewat buku , hal ini juga membuat budaya iterasi para peserta didik semakin menurun karena penggunaan internet yang dinilai mereka lebih mudah . Hal ini sangat mengkhawatirkan terhadap pengembangan mutu pendidikan yang terkena dampak negatif siswa dalam pembelajaran daring maka dari itu pada saat pembelajaran secara tatap muka kegiatan iterasi harus kembali dikembangkan agar para siswa tidak ketergantungan dengan internet.
ADVERTISEMENT
Lalu masalah kebiasaan para peserta didik yang cenderung santai selama mengikuti pembelajaran secara online membuat ke aktifan siswa dalam pembelajaran kini harus diubah dengan mengoptimalkan metode pembelajaran agar peserta didik dapat kembali aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah.Pada bulan Februari tahun 2022 lalu secara resmi kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi resmi menetapkan kurikulum baru yang bernama Kurikulum merdeka , kurikulum ini merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan minat dan bakat peserta didik . Tujuan diberlakukannya kurikulum ini adalah untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan memulihkan sistem pembelajaran pasca- pandemi Covid-19 yang mengalam penurunan mutu karena banyak keterbatasan dalam pembelajaran online
Kurikulum ini berfokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan dan karakteristik peserta didik Diharapkan dengan adanya penerapan kurikulum ini dapat mewujudkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat setara dengan negara maju dan dapat menciptakan pembelajaran aktif serta lebih relevan dan interaktif. Dengan menerapakan sistem kurikulum merdeka dalam belajar ini para perserta di Indonesia meningkatkan potensi yang mereka punya dan dapat setara dengan negara maju dan dapat menciptakan pembelajaran aktif serta lebih relevan dan interaktif .
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan sistem kurikulum merdeka dalam belajar ini para peserta didik dapat meningkatkan potensi yang mereka punya dan dapat belajar menciptakan invonasi dalam dunia pendidikan .Bukan hanya para peserta didik saja namun para guru juga memiliki peran penting dalam pembentukan proses pembelajaran aktif di masa new normal ini , guru adalah nyawa utama bagi keberhasilan pendidikan maka guru diharapkan dapat selalu inovatif dalam menerapkan metode pembelajaran dan memiliki kompetensi yang baik.
Peran pemerintah juga dibutuhkan dalam mendukung keberhasilan sistem pendidikan dengan meningkatkan kualitas pendidikan baik mulai dari sumber daya, sarana dan prasarana ,struktur dan prosedur dan juga menjamin terselengaranya pendidikan dengan baik.Selanjutnya peluang yang diharapkan dalam pembelajaran aktif di masa new normal ini adalah para peserta didik dapat memanfaatkan sistem teknologi digital dengan tepat dan tidak disalah gunakan . Pembelajaran online saat pandemi Covid-19 menimbukan dampak positif yang di mana peserta didik menjadi terbiasa dengan penggunaan teknologi digital , hal ini dapat menjadi peluang untuk mampu menghadapi sistem pendidikan di masa revolusi industri 4.0 dan menciptakan peserta didik yang informatif.
ADVERTISEMENT