Gejolak Disrupsi Uang Rupiah

Claudio Faldo M
Praktisi Ekonomi Digital
Konten dari Pengguna
9 Mei 2021 14:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Claudio Faldo M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Getty Images/Fiat Money
zoom-in-whitePerbesar
Getty Images/Fiat Money
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi pandemi yang masih melanda dan belum jelas titik terangnya, bank sentral di berbagai belahan dunia saat ini berada pada pusaran eksperimentasi perubahan sistem moneter yang cukup fundamental, yaitu dengan inisiatif yang disebut CBDC (Central Bank Digital Currency / Uang Digital Bank Sentral). CBDC adalah bentuk digital dari uang kartal, setara dengan uang kertas dan uang logam yang kita miliki saat ini.
ADVERTISEMENT
Perbedaannya dengan uang elektronik yang telah kita kenal terletak pada aspek kewajibannya (liability). Uang elektronik saat ini dioperasikan melalui perantara bank komersil yang berhadapan langsung dengan publik untuk aktivitas dan layanan pembayaran secara retail. Sedangkan jika nantinya CBDC ini diterapkan, publik akan secara langsung mengajukan claim ke bank sentral, yang akan mengeksekusi pembayaran termasuk pembayaran retail. Namun perlu dicatat saat ini bank sentral di dunia masih melakukan kajian dan eksplorasi terkait desain implementasi tersebut sehingga peta peran antara bank sentral, bank komersil, dan publik belum definitif, bergantung pada skema yang akan diterapkan.
Perkembangan Insiatif Uang Digital di Indonesia
Belakangan Bank Indonesia turut ambil bagian dalam inovasi ini, menyusul negara besar lain di dunia yang gencar melakukan eksperimen CBDC, seperti China, Amerika Serikat, bahkan negara-negara kepulauan kecil seperti Bahama dan Marshall Island.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa Bank Indonesia sedang melakukan formulasi konsep dari CBDC nasional atau Rupiah Digital. Namun demikian, seperti banyak negara lainnya, Bank Indonesia masih berada dalam tahap pengembangan awal dalam bentuk riset dan kajian. Bank Indonesia memilih untuk mengkaji serta melihat terlebih dahulu bagaimana penerapan di negara-negara lain yang telah bergerak lebih awal, memitigasi potensi risiko atas dampak sistemik yang bisa timbul dari perubahan struktural akibat penerapan berbagai alternatif model implementasi CBDC di negara lain.
Hemat penulis, ke depannya, perlu dilakukan rencana aksi yang bersifat konkrit dalam proses perencanaan dan penerapan Rupiah Digital, diantaranya:
ADVERTISEMENT
Uang digital, terutama dalam konteks Indonesia, memang belum dapat dinikmati secara instan hari ini atau esok, namun melihat perkembangannya di dunia, keberadaan Rupiah Digital telah menjadi suatu keniscayaan di masa depan. Bahkan dengan adopsi digital yang terus berakselerasi, penerapannya barangkali terjadi jauh lebih dekat dari yang kita bayangkan.