Coding Mum: Literasi Kode Hingga Jadi Programmer Bagi Ibu Rumah Tangga Indonesia

Konten dari Pengguna
15 Juni 2017 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KollaEdu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Cosmopolitan pada April 1967 menunjukkan potret seorang perempuan dengan gaya rambut “sarang lebah” dan menggunakan gaun bermotif bunga dikelilingi oleh mesin dan kolega laki-laki berjas hitam. Artikel berjudul “The Computer Girls” tersebut, mengulas kehidupan profesional seorang perempuan bernama Ann Richardson yang bekerja sebagai teknisi sistem IBM. Ann bukanlah satu-satunya teknisi perempuan, terdapat sekitar 20 ribu “Computer Girls” di Amerika Serikat pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Selang 40 tahun kemudian, BusinessInsider bekerjasama dengan Statista, merilis bagan dari beberapa laporan perusahaan teknologi tahun 2014 seperti Google, Twitter, Yahoo, Facebook, dan LinkedIn. Hasilnya memperlihatkan jumlah pekerja laki-laki di bidang teknologi, jauh lebih dominan dibandingkan jumlah pekerja perempuan yang hanya 10-20% saja. Data ini seakan memperkuat stigma yang sudah melekat di masyarakat, pekerjaan yang berhungan dengan teknologi adalah pekerjaan kaum laki-laki.
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerjasama dengan KollaEdu berupaya untuk “mematahkan” stigma yang terlanjur beredar di masyarakat tersebut lewat gerakan sosial bernama Coding Mum. Fakta bahwa bahasa pemograman “Ada” dinamakan atas nama programmer komputer pertama, seorang perempuan, Ada Lovelace, menunjukkan bahwa dunia teknologi bukanlah dunia yang asing bagi kaum perempuan. Karena itu, Coding Mum sebagai gerakan sosial diharapkan mampu membuka perspektif baru tentang keterlibatan perempuan dalam dunia teknologi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, keterlibatan perempuan dalam bidang teknologi baik sebagai pengguna maupun pencipta, tidaklah sedikit. Misalnya saja, HackerRank, situs penyedia tantangan coding bagi programmer, merilis laporan mengenai proporsi programmer perempuan di seluruh dunia pada Maret 2017. Hasilnya, Indonesia berhasil masuk dalam posisi ke-10 dengan proporsi sebesar 15% dari total 2 juta pengguna HackerRank.
Di sisi lain, hasil survey oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2016 menunjukkan pengguna internet terbesar kedua di Indonesia adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebesar 16,40%. Ini berarti IRT Indonesia memiliki potensi besar dalam ranah teknologi. Melalui Coding Mum, para IRT akan dilatih agar mampu berperan aktif tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga pengembang teknologi.
ADVERTISEMENT
Dalam kelas Coding Mum, para IRT diajarkan cara membaca dan membuat kode pemrograman sederhana seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Ilmu yang didapatkan langsung diaplikasikan oleh para ibu dengan membuat proyek pribadi berupa website. Jadi setiap peserta Coding Mum dinyatakan lulus usai mempresentasikan website karyanya di pertemuan akhir kelas.
Selain mendorong keterlibatan perempuan dalam bidang teknologi, gerakan Coding Mum juga bertujuan untuk menunjukkan alternatif pekerjaan sebagai freelancer yang bisa dimanfaatkan oleh para IRT. Motivasi ini juga lah yang mendorong ibu Hortensia Januar, peserta Coding Mum Bandung Batch 1 mengikuti program Coding Mum.
“Saya adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Motivasi saya mengikuti kegiatan ini adalah agar dapat mempelajari hal baru yaitu programming dan juga membuat website agar dapat mempromosikan hasil crafting saya seperti tas, dompet dan pouch. Di sisi lain, saat ini saya juga bekerja sebagai freelancer di perusahaan Tokopedia sebagai tester sebelum sebuah aplikasi diluncurkan. Saya merasa bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti Coding Mum karena saya tetap dapat aktif dan produktif bekerja walaupun berada di rumah”.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Pelatihan Coding Mum mulai dilakukan pada pertengahan tahun 2016 dan terus berlanjut hingga saat ini. Pelatihan ini telah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Tulungagung, Bekasi, Bandung, Malang dan dilanjutkan di kota Belitung, Medan, Denpasar dan Banda Aceh pada paruh kedua tahun 2017 ini. Pelaksanaan Coding Mum di berbagai kota tersebut juga terlaksana berkat bantuan partner daerah seperti MIKTI-DILo, ProCodeCG, pemerintah daerah, dan lainnya. Untuk memperluas gerakan sosial ini, Bank Mandiri juga turut andil menjadi partner dalam pelaksanaan Coding Mum di luar negeri seperti Singapura dan Hong Kong. Selanjutnya, program Coding Mum juga akan berlangsung di Taiwan, Malaysia, dan Arab Saudi. Untuk mendapat informasi terbaru tentang program Coding Mum, Anda dapat melihatnya di laman Facebook dan Twitter Coding Mum.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://www.siliconrepublic.com/people/women-in-technology-the-computer-girls-cosmopolitan
https://infokomputer.grid.id/2017/03/berita/berita-reguler/indonesia-10-besar-negara-programmer-perempuan-paling-banyak/
http://www.businessinsider.co.id/countries-best-female-coders-2017-1/
http://www.businessinsider.co.id/chart-of-the-day-women-are-vastly-underrepresented-in-the-tech-sector-2014-8/