Benarkah Pengobatan Alternatif Lebih Efektif dan Aman?

Konten dari Pengguna
18 April 2018 17:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Constaclin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Herbal (Foto: Youtube/ HealingHerbsByRene)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Herbal (Foto: Youtube/ HealingHerbsByRene)
ADVERTISEMENT
Sekarang ini banyak orang yang lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan dengan harus pergi ke dokter untuk berobat. Pengobatan alternatif dinilai lebih aman dan efektif karena menggunakan bahan dasar herbal dan bukan obat kimia seperti obat dari perusahaan farmasi.
ADVERTISEMENT
Istilah obat kimia sendiri adalah rancu, karena tanaman pun mengandung struktur kimia. Sebagai contoh gula tebu yang kemudian diproses menjadi gula pasir memiliki rumus kimia C12H22O11. Tetap tidak lepas dari dunia kimia bukan?
Selain itu pengobatan alternatif dianggap relatif murah. Padahal, banyak pula pengobatan alternatif yang mematok biaya hingga puluhan juta rupiah bahkan ratusan dalam total pengobatannya.
Banyak sekali jenis pengobatan alternatif di Indonesia, dan beberapa ada yang sangat gencar memasarkan metode pengobatannya melalui media massa, mulai dari media cetak, online, hingga televisi.
Kadang-kadang mereka menjanjikan bahwa pengobatannya dapat menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter. Tidak jarang, mereka juga juga menyatakan bahwa berobat ke dokter akan mendatangakn tindakan (misalnya operasi) yang dapat mengakibatkan kecacatan sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Tentunya hal ini sangat menyesatkan. Apalagi ada yang berperan pula selayaknya seorang ahli yang dapat membaca hasil pemeriksaan baik MRI atau CT scan yang seharusnya menjadi domain dokter.
Ia seakan-akan sudah pakar dan tahu seluk beluk pemeriksaan tersebut tetapi tentunya salah total dalam interpretasinya.
Apakah pengobatan alternatif itu efektif?
Pengobatan alternatif sah-sah saja selama pengobatan tersebut dilakukan dengan metode pengobatan yang benar, rasional, dan lebih baik lagi bila terdapat bukti yang menyatakan bahwa pengobatan tersebut efektif, bukan hanya dari testimonial orang yang validitasnya terkadang diragukan.
Pengobatan alternatif adalah pengobatan yang dilakukan sebagai pengobatan ‘pilihan lain’ bukan untuk mengganti pengobatan yang dilakukan dunia kedokteran.
Dunia kedokteran memegang prinsip dan etika dalam mengobati seseorang atau pasien. Pengobatan yang dilakukan harus sesuai dengan kaidah dan panduan pengobatan secara nasional bahkan internasional.
ADVERTISEMENT
Dunia kedokteran juga mengobati berdasarkan etika pengobatan yang berlaku sejak jaman Hipokrates, bapak pelopor dunia kedokteran, yaitu Primum Non Nocere yang berarti: Hal utama adalah tidak membahayakan pasien.
Pengobatan alternatif bisa saja efektif bila dilakukan dengan kaidah dan prinsip yang benar.
Namun, kita harus hati-hati bila pengobatan tersebut tidak dilakukan dengan baik dan benar atau bahkan tidak rasional. Misalnya, meminum air yang dicelupkan batu tertentu atau logam yang dapat membahayakan pasien; atau melakukan pijatan yang keras yang dapat merusak otot atau saraf dari pasiennya.
Apakah pengobatan alternatif aman?
Sebagian masyarakat menilai bahwa pengobatan herbal lebih aman, tetapi apakah mereka tahu bahwa kandungan zat di dalam obat herbal sudah pasti aman? Jawabannya adalah belum tentu.
ADVERTISEMENT
Satu tanaman obat herbal mengandung bahan aktif yang menimbulkan khasiat, namun pada tanaman tersebut juga terdapat bahan yang tidak berkhasiat yang ikut serta masuk ke dalam tubuh kita, sehingga hati sebagai organ yang berfungsi mendetoksifikasi atau menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh, akan bekerja sangat berat.
Selain itu dosis obat herbal juga terkadang tidak jelas, tidak seperti obat buatan perusahaan farmasi. Banyak tanaman yang memiliki kisaran (range) dosis yang sempit yang bahkan dapat menimbulkan keracunan (intoksikasi).
Misalnya tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, atau bila ekstrak tanaman tersebut dikonsumsi sebesar 100 mg/kg berat badan, mahokota dewa dapat menimbulkan kerusakan hati yang berat.
Selain itu, ada banyak lagi tanaman lain yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal, hati maupun sistem saraf bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kadang juga, bila air yang digunakan untuk membuat jamu atau obat herbal tersebut tidak hygienis atau sudah tercemar, obat herbal dapat membahayakan tubuh misalnya terjadi diare atau disentri berat.
ADVERTISEMENT
Jadi mulai sekarang jangan mudah percaya dengan pengobatan alternatif yang menjanjikan manfaat dan keamanan obat karena menggunakan bahan dasar herbal. Apalagi bila pengobatan tersebut diiklankan terlalu berlebihan dan menjanjikan kesembuhan atau perbaikan total.
Lebih-lebih bila pengobatan alternatif tersebut meminta pasiennya untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan tidak akan menuntut jika terjadi hal yang merugikan. Padahal belum atau tidak ada penjelasan tindakan apa yang akan dilakukan, layaknya dalam dunia medis kedokteran. Hal ini tentunya tidak dapat dibenarkan dalam dunia kedokteran manapun.
Maka bijaklah dalam mencari pengobatan alternatif, jangan hanya berdasarkan informasi dari mulut ke mulut. Teliti dan cari informasi sebanyak-banyaknya terlebih dahulu apakah terapis atau orang yang memberikan pengobatan herbal tersebut memang kompeten atau tidak di bidangnya. Semoga bermanfaat!
ADVERTISEMENT