Harta Mark Zuckerberg Raib Rp 102 T karena Aksi boikot Coca Cola Hingga Unilever

Crazy Rich
Gaya Hidup dan Selera Gw, Lo Gak Usah Sirik
Konten dari Pengguna
29 Juni 2020 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Crazy Rich tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mark Zuckerberg. Foto : nydailynews.com
zoom-in-whitePerbesar
Mark Zuckerberg. Foto : nydailynews.com
ADVERTISEMENT
Kekayaan Mark Zuckerberg terkikis. Ia kehilangan US$ 7,21 miliar atau setara dengan Rp 102,6 triliun. Selain itu, saham Facebook juga turun lebih dari 8%. Sebelumnya kekayaan pendiri Facebook itu dilaporkan mencapai US$ 79,7 miliar atau Rp 1.134 triliun. Hal ini lantaran terkait dengan aksi boikot yang terjadi. Beberapa perusahaan melakukan aksi boikot iklan di Facebook.
ADVERTISEMENT
Padahal sebelumnya diketahui kekayaan Mark Zuckerberg bertambah sebesar US$ 30 miliar atau setara dengan Rp 443 triliun dalam dua bulan.
Aksi boikot ini sebagai dampak dari penolakan Facebook untuk menghapus unggahan Presiden Donald Trump. Pada postingannya Presiden AS itu mengancam akan menerapkan tindakan keras kepada para pengunjuk rasa. Unggahan Donal Trump itu dilatarbelakangi oleh kampanye #StopHateforProfit setelah kematian George Floyd di tangan kepolisian Minneapolis yang diprotes seluruh dunia.
Salah satu unggahan Donald Trump yang menuai banyak kecaman. Foto : Shona Ghosh/Business Insider
#StopHateforProfit diluncurkan pada 9 Juni 2020 oleh kelompok aktivis hak asasi manusia di AS.Kampanye itu mendesak berbagai perusahaan untuk memikirkan ulang belanja iklan di Facebook sebelum platform itu memiliki kebijakan yang ketat. Facebook dinilai memberikan ruang untuk rasisme.
ADVERTISEMENT
Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergabung dalam kampanye ini. Seperti Unilever, North Face, Hershey Co, Verizon, dan Coca-Cola. Mereka menunda dan membatalkan untuk iklan di Facebook. Padahal iklan menyumbang nyaris 100% dari pendapatan media sosial itu.
Coca-cola bahkan menghentikan iklan di sosial media secara global selama 30 hari. Dengan waktu itu pula, Coca-cola melalui James Quincey mengatakan bahwa akan memanfaatkan waktu itu untuk mempelajari kebijakan ikan dan mempertimbangkan perbaikan yang dibutuhkan.
Boikot ini kemudian digubris oleh Zuckerberg. Dirinya mengumumkan bahwa Facebook akan melabeli unggahan dari politisi yang melanggar ketentuan seperti ujaran kebencian atau ujaran kekerasan. Selain itu Facebook juga mengatakan bahwa perusahaannya serius untuk mengatasi kekhawatiran pengiklan tentang ucapan kebencian, dan audit dari pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Crazy rich ini juga pernah kehilangan kekayaannya US$ 18,8 miliar atau setara dengan Rp 272 triliun akibat saham yang anjlok. Saham Facebook anjlok akibat para investor merasa kecewa dengan kebijakan Facebook yang mengedepankan privasi dan menyebabkan tingkat pendapatan perusahaan menurun. Investor juga menghukum Facebook karena telah gagal menambah pengguna aktif harian di Amerika Utara dan kehilangan pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal-II 2018.