Jasa Pesan Antar Makanan Mewah untuk Crazy Rich yang Minimal Punya Rp 15 Miliar

Crazy Rich
Gaya Hidup dan Selera Gw, Lo Gak Usah Sirik
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Crazy Rich tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
White Glove Delivery dan pelanggan. Foto : AFPA
zoom-in-whitePerbesar
White Glove Delivery dan pelanggan. Foto : AFPA
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membuat seluluh kegiatan perekonomian terganggu. Banyak toko-toko pakaian, makanan, dan lainnya tutup. Meski begitu bagi mereka yang memiliki uang, apa pun keinginannya dapat tetap terwujud.
ADVERTISEMENT
Makan mewah misalnya. Banyak crazy rich asal negeri Gajah Putih ingin tetap hidup mewah meski di tengah lockdown. White Glove Delivery adalah perusahaan yang didirikan oleh Silver Voyage Club. White Glove Delivery mengantarkan makanan mewah dari restoran berkelas untuk para crazy rich Bangkok.
Silver Voyage Club mengaku harus melakukan adaptasi di tengah pandemi. Perusahaan pelayaran itu kemudian bergerak untuk melayani kebutuhan para borjuis. Salah satunya dengan mengantarkan makanan dari restoran mewah.
Ilustrasi membumbui steak. Foto: Dok. Pixabay
Menu yang diantarkan juga tetap mewah seperti steak wagyu, seafood, dan dim sum. Makanan itu dipesan dari restoran terbaik yang masuk ke daftar Michelin Guide. Layanan pengantaran itu gratis bagi para nasabah yang memiliki minimal 1 juta dolar AS atau setara dengan Rp 15 miliar di rekeningnya.
ADVERTISEMENT
Berdasar data Forbes, terdapat 27 bilioner yang tinggal di Thailand. Misalnya keluarga Chearavanont yang memiliki usaha CP Group yang memiliki kekayaan hingga 27,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 411,5 triliun.
Selain mengantarkan makanan mewah, White Glove juga melakukan donasi 1.000 makan per hari untuk para tenaga medis di berbagai rumah sakit. Para miliarder asal Thailand juga turut menyumbangkan sejumlah dana untuk membantu beban masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Total 29 juta dolar AS atau setara dengan Rp 437,7 miliar diberikan kepada pemerintah pada April lalu.
Banyak restoran di Thailand yang bergantung pada layanan pesan antar. Akan tetapi menu dengan kandungan alkohol masih belum boleh dijual. Salah satu restoran China di Bangkok juga mengaku omzetnya turun sampai 80 persen selama pandemi.
ADVERTISEMENT