Dilecehkan Teman Sekolah, Perempuan Ini Curhat Diskors dan Dihukum Gurunya

Konten dari Pengguna
13 Maret 2020 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Curhatan Perempuan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan. Dok: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan. Dok: freepik.com
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, banyak orang yang mulai peduli mengenai kasus pelecehan seksual. Banyak yang mulai menyuarakan dan mengajarkan hal apa saja yang menjadi bagian dari pelecehan seksual. Di Indonesia pun setiap tahunnya mengadakan pawai perempuan yaitu Women’s March yang dengan lantang menyuarakan apa yang selama ini mengancam keamanan para perempuan.
ADVERTISEMENT
Pelecehan bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya orang dewasa, tetapi anak kecil pun juga. Seperti yang saat ini viral di Twitter, akun Twitter @MrsEuscha menceritakan pengalaman masa kecilnya yang menjadi korban pelecehan seksual.
“Dulu pas SMP, banyak anak-anak cowok yang suka ‘jepretin’ tali bra sama pegang payudaraku dengan maksud bercanda. Satu anak aku pukul punggungnya pakai kursi kayu, satu anak lagi aku pukul alat kelaminnya pakai gagang sapu. Tapi, siapa yang di-skors sekolah dan dimaki orang tua pelaku? Aku,” cuit Yuska dalam akun Twitter nya.
Yuska mengakui bahwa yang ia lakukan adalah hal yang tidak baik karena memukul seseorang dengan benda tumpul yang mungkin akan membahayakan orang tersebut. Namun yang ia lakukan semata-mata hanya ingin menegaskan bahwa ia tidak suka bahwa tali bra dan payudaranya dipegang sembarangan, bahkan dibuat bercanda.
ADVERTISEMENT
Salah satu netizen merespon cuitan tersebut dengan menceritakan juga hal yang serupa. Akun Twitter @__queenofasgard menceritakan bahwa saat ia SD, ada beberapa anak laki-laki yang dengan sengaja membuka roknya.
Walaupun kali pertama perempuan tersebut hanya bisa menangis, namun kejadian yang kedua ia berani meninju dan menendang alat kelamin anak-anak yang melecehkannya tersebut. Sayangnya, saat diusut oleh kepala sekolah, permasalahan tersebut hanya dianggap sepele.
Yuska pun merespon cerita tersebut dan mengatakan bahwa orang tua dari tersangka pelecehan yang terjadi kepadanya juga menganggap hal itu adalah masalah sepele. Sayangnya di kalangan masyarakat Indonesia, masih banyak yang menganggap masalah pelecehan seksual sering dianggap sebagai hal sepele dan tak perlu dibesar-besarkan.
Hal itu juga yang menjadi alasan para korban pelecehan seksual bahkan pemerkosaan hingga kini ragu melaporkan ke pihak yang berwenang.
ADVERTISEMENT
“Perempuan dilecehin lalu menegur, semakin dilecehin karena dianggap sepele. Perempuan membela diri dengan kekerasan fisik malah kena pasal dan kena hukuman,” tulis @PTSDsurvivor18 yang mengutarakan kekecewaannya terhadap tanggapan orang-orang soal kasus pelecehan seksual.
Curhatan di atas menyadarkan kita walaupun banyak yang mulai menyuarakan bahayanya pelecehan seksual, ternyata masih ada yang menganggap sepele masalah tersebut. Nah, Ladies, tugas kita sebagai perempuan saat ini adalah untuk ikut juga menyuarakan tentang pelecehan seksual agar tidak lagi dianggap sepele.