Ikhtiar Menjemput Jodoh

Daarul Quran
Lembaga Amil Zakat Nasional dan Pengelola Sedekah yang berkhidmat pada pembangunan masyarakat berbasis tahfizhul Quran yang dikelola secara profesional dan akuntabel.
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2019 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daarul Quran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ustadz M. Anwar Sani. Dokumentasi PPPA Daarul Qur'an
zoom-in-whitePerbesar
Ustadz M. Anwar Sani. Dokumentasi PPPA Daarul Qur'an
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh Ustadz M. Anwar Sani (Ketua Yayasan Daarul Qur'an Nusantara)
ADVERTISEMENT
Banyak di antara kita, teman-teman semuanya, pasti pengin berjodoh. Enggak mungkin di antara kita ada yang mau hidup sendiri terus, jomblo terus. Maka sebenarnya, keinginan kita untuk bertemu jodoh adalah bagian dari ikhtiar untuk menyempurnakan agama.
Tentu semua pengin berjodoh, dan pengin jodohnya seperti yang diinginkan di hati. Kalau yang perempuan pengin suami yang saleh, yang kaya, yang baik, yang setia, dengan segala kriterianya. Begitu juga yang laki-laki, ingin istri yang salehah, yang cantik, yang menawan, yang menyenangkan hati. Tentu ini semua bagian dari impian dan ikhtiar yang ingin kita raih.
Lalu apa yang kita lakukan di saat hati ini sudah merasa siap, sudah merasa ingin memiliki jodoh yang mengerti, memahami, setia, yang baik, dan saleh serta salehah? Tentu kita berdoa kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Tapi apakah cukup hanya dengan berdoa kepada Allah SWT? Tentu tidak. Kita kemudian berdoa dengan khusyuk dan serius, lalu kita sampaikan kriteria jodoh kita kepada Allah. Setelah itu apa? Setelah itu kita bersabar. Jangan sampai kita enggak sabar. Setelah minta, penginnya langsung ada. Kalau Allah SWT sebegitu Maha Pemurahnya kita langsung dikasih, kita malah kaget.
Contoh, kita salat malam. Kita pengin jodoh. Lalu kita berdoa: “Ya Allah, berikan kami jodoh yang terbaik. Berikan kami jodoh yang saleh/salehah, yang ganteng/cantik, yang menawan hati, yang bisa membahagiakan dunia dan akhirat, ya Allah.”
Wah, doanya indah. Kemudian baca surat Al-Fatihah. Karena menunggu Subuh masih lama, masih dua jam lagi, kita tertidur. Disaat azan subuh berkumandang, kita terbangun. Karena Allah Maha Pemurah, doa itu langsung dikabulkan, langsung di sebelah kita ada sosok istri yang salehah atau suami yang saleh. Betapa kagetnya kita. Justru kita malah langsung berlari, lompat dari tempat tidur, karena enggak percaya, karena Allah langsung memberikan kita jodoh tanpa melalui tahapan.
ADVERTISEMENT
Padahal, lebih seru jika ada tahapannya. Misalnya Allah akan pertemukan kita dengan calon jodoh kita saat jalan-jalan, silaturahim, atau main ke rumah teman, tiba-tiba dikenalkan kepada calon jodoh kita.
Tapi kemudian ada ujian baru. Ujian yang diikuti perasaan sakit dan sedih. Rasa-rasanya kita sudah merasa pas dengan calon jodoh kita, merasa cocok, sudah merasa nyaman, eh dianya mutusin. Dianya enggak mau sama kita. Masa kita mau memaksa?
Ilustrasi
Inilah perjalanan yang harus dilalui seseorang ketika berdoa kepada Allah SWT. Allah akan memberikan jalan kepada kita, dan jalan itu tentu ada beloknya, lurusnya, tikungannya. Bisa jadi kita sudah hampir khitbah, hampir menentukan tanggal pernikahan, atau sudah akan menyebar undangan, eh malah enggak jadi. Diputusinlah, dimarahinlah, pokoknya ada masalah. Di situlah pentingnya kita harus bersabar atas apapun jawaban yang diberikan oleh Allah SWT atas doa-doa kita.
ADVERTISEMENT
Kalau kemudian kenyataannya demikian, maka yakinilah bahwa ini semua adalah bagian dari perjalanan kita untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Kenalan sama orang, sudah jalan, sudah ngobrol, sudah cocok, eh orang tuanya engak mau. Sudah jalan, sudah kenalan, sudah cocok, eh neneknya enggak mau. Ada saja halangannya.
Subhanallah, inilah jalan hidup yang harus dilalui dengan sabar. Jika dalam perjalanan ini kita bisa sabar, maka suatu waktu Allah akan menghadirkan jodoh yang terbaik buat kita.
Bahkan, jika ada yang sudah menikah, kemudian tiba-tiba tidak meyakini kalau jodoh yang diminta tidak sesuai dengan harapan, kemudian membatin, “Kenapa Allah tidak mengabulkan doa saya?”
Namun sesungguhnya, jika sudah sampai di akad pernikahan, maka yakinilah bahwa dia adalah jodoh yang terbaik. Lantas tugas kita selanjutnya adalah bersyukur kepada Allah SWT atas jodoh yang diberikan. Jika kita bersyukur kepada Allah SWT, maka insya Allah, perjalanan rumah tangga kita akan diberikan kemuliaan oleh Allah SWT. Aamiin.[]
ADVERTISEMENT