Ketika Ustadz Yayan Berhasil Didik Anak Jalanan Jadi Penghafal Qur'an

Daarul Quran
Lembaga Amil Zakat Nasional dan Pengelola Sedekah yang berkhidmat pada pembangunan masyarakat berbasis tahfizhul Quran yang dikelola secara profesional dan akuntabel.
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2020 15:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daarul Quran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak-anak didikan Ustadz Yayan
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak didikan Ustadz Yayan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ustadz Yayan Kusdiana (40) adalah seorang guru ngaji bagi anak-anak jalanan di sekitar Desa Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, Pangandaran, Jawa Barat. Banyak yang dididik oleh Ustadz Yayan, meski begitu ada sekitar 10 anak yang sampai saat ini masih istiqomah belajar bersamanya.
ADVERTISEMENT
Ustadz Yayan sempat menceritakan pengalamannya lima tahun lebih mengajar anak-anak jalanan tersebut. Ia mengatakan, dari 10 anak yang aktif itu, terdapat satu orang anak yang membuatnya sangat bangga, anak itu bernama Adam Ismail.
Adam, kata Ustadz Yayan, adalah salah satu anak didiknya yang sangat membanggakan. Meski awalnya ia adalah seorang anak jalanan yang erat hubungannya dengan dunia malam, obat-obatan dan minuman keras, namun lambat laun Adam sadar dan mau belajar mengaji bahkan sampai hafal Al-Qur'an.
"Adam ini orang tuanya mah masih lengkap, tapi broken, terus ke jalan, ikut-ikut anak punk, beberangkatan naik mobil, sampai ke Banten, sampai ke Jawa," ujar Ustadz Yayan.
Suatu ketika, Ustadz Yayan bercerita, Adam mengalami sakit yang aneh. Ia mengalami gejala yang tak wajar. Adam takut keluar rumah, takut terkena angin, takut melihat langit dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Sampai suatu hari, kedua orang tua Adam mengunjungi kediaman Ustadz Yayan dan menceritakan kondisi anak mereka. Ustadz Yayan dipercaya oleh kedua orang tua Adam untuk mengobati anaknya tersebut. Alasannya, karena Ustadz Yayan merupakan orang yang cukup dekat dengan Adam. Terlebih, ia adalah guru bagi Adam sendiri.
"Waktu itu dia sakit, sakitnya aneh, takut kalau keluar rumah, kena angin takut, lihat langit takut, seperti kejiwaan, waktu itu orang tuanya datang ke saya, karena tahunya saya deket dengan anak-anak, terus meminta saya untuk menengok Adam," ungapnya.
Setelah menemui Adam, Ustadz Yayan kemudian meruqyah Adam yang menderita sakit aneh itu. Menurutnya, setelah diruqyah kondisi Adam berangsur mengalami kemajuan. Setelah itu, tak berselang lama Adam pun sembuh seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Adam yang sudah sembuh itu lantas semakin bersemangat untuk belajar agama. Selain belajar bersama Ustadz Yayan, Adam pun belajar mengaji di tempat lain. Sampai suatu hari ia ingin mondok. Kemudian, untuk menambah ilmu dan pengalamannya, Adam pun berangkat mondok ke salah satu Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Terus dia berangkat lagi ingin belajar ngaji, sampai mondok, belajar ngaji dari nol, dari Iqra sampai Qur'an, alhamdulillah lancar, terus dia itu pengen ada pengalaman, pengen belajar di pondok pesantren yang ada di Tasikmalaya, itu Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an," tutur Ustadz Yayan.
Adam pun belajar Al-Qur'an selama lima bulan di Tasikmalaya. Selama di sana, Adam terus menempa dirinya dengan berbagai ilmu, terutama membaca dan melancarkan bacaan Al-Qur'annya. Setelah lima bulan berlangsung, Adam pun memiliki hafalan Al-Qur'an sebanyak tiga juz.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Adam kembali ke Pangandaran dan bertemu dengan Ustadz Yayan, gurunya. Menurut Ustadz Yayan, Adam ingin kembali ke Rumah Tahfidz Sirojul Qori, rumah tahfidz yang tak lain adalah milik Ustadz Yayan.
"Ada lima bulan, terus pulang ke sini lagi Sirojul Qori, sampai hari ini dia sudah tiga juz hafal Qur'an, alhamdulillah," ujar Ustadz Yayan gembira.
Ia begitu bangga dan senang karena salah satu anak didiknya telah benar-benar bertaubat bahkan memiliki hafalan Al-Qur'an. Meski baru tiga juz, Ustadz Yayan sangat mengapresiasi perjuangan yang sudah Adam lakukan. Mengingat, Adam berangkat dari latar belakang anak jalanan yang notabene jarang tersentuh siraman rohani.
Ustadz Yayan sendiri selain mengajar ngaji anak-anak jalanan, ia pun memiliki santri lainnya di Rumah Tahfidz Sirojul Qori. Ia tak meminta biaya alias menggratiskan santri mukim yang belajar bersamanya. Selain itu, banyak juga anak-anak di sekitar rumah tahfidz yang belajar Al-Qur'an bersama Ustadz Yayan, atau lebih sering dikenal dengan istilah santri kalong. []
ADVERTISEMENT