news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bawa Inovasi Batik Cap, Mahasiswa KKN UB Bekali Warga dengan Pelatihan Membatik

Daffani Putri
Mahasiswa
Konten dari Pengguna
20 September 2020 5:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kutai Barat – Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Dokter Mengabdi Universitas Brawijaya melakukan pelatihan kerajinan batik cap di kampung Sakaq Tada, kecamatan Mook Manar Bulatn, Kabupaten Kutai Barat.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang ada di kampung tersebut, serta sebagai kegiatan lanjutan dari pelatihan pembuatan batik tulis yang telah dilaksanakan pada Juli 2019.
Selama ini, sebagian besar ibu-ibu yang ada di kampung Sakaq Tada merupakan ibu rumah tangga yang kurang produktif. Oleh karena itu, pelatihan kerajinan batik ini bisa menjadi salah satu kegiatan alternatif ibu-ibu untuk bisa lebih produktif.
Proses pembuatan batik cap
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu pelatihan pembuatan batik cap yang dilaksanakan pada Senin, 31 agustus 2020. Pelatihan yang dilakukan mulai dari membuat motif, pewarnaan hingga pelorotan. Motif cap batik yang digunakan yaitu motif anggrek hitam dan macam dahan yang merupakan flora dan fauna khas Kutai Barat. Diakui ibu-ibu menyatakan lebih tertarik dengan pembuatan batik cap ini, karena lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
Pada 7, 10, 11, 12 september 2020, mulai dilakukan pelatihan menjahit kerajinan dari batik, mulai dari membuat masker, dompet hingga tas. Kegiatan dilakukan mulai dari pengenalan alat jahit, bahan-bahan yang digunakan hingga proses pembuatan.
“Iya, kegiatan ini sangat membantu kami, kami jadi bisa belajar cara membuat tas. Jadi bisa buat sendiri” ungkap ibu Santi sebagai salah satu peserta pelatihan.
Terlihat dari banyaknya ibu-ibu yang hadir, tak disangka pelatihan yang dilaksanakan ini sangat menarik perhatian ibu-ibu. Mulai dari ibu-ibu yang tidak bisa menjahit hingga bisa. Hingga terdapat ibu-ibu yang membawa mesin jahitnya sendiri ditempat pelatihan.
“Semoga kegiatan ini bisa kita jadikan kegiatan rutinan bagi ibu-ibu disini lalu dijual biar bisa menambah penghasilan. Mungkin bisa dimasukkan jadi agenda rutinan program keluarga KB, seminggu sekali atau dua minggu sekali” tutur ibu Ludia selaku ketua keluarga berencana.
ADVERTISEMENT
Setelah diadakan pelatihan ini, harapannya ibu-ibu di kampung Sakaq Tada mau bergerak untuk melanjutkan kegiatan ini sehingga dapat diproduksi, serta diperjualbelikan. Dan juga dapat menjadi produk andalan dari Kampung Sakaq Tada.