Konten dari Pengguna
Merancang Model Bisnis Kopdes Merah Putih
10 Juni 2025 18:03 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Dani Hamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pertanyaan tentang model bisnis apa yang akan dikembangkan, seringkali muncul ketika ide bisnis diajukan. Demikian juga ketika ide Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) diusung sebagai program unggulan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Koperasi sebagai sebuah entitas bisnis tentunya harus memiliki model bisnis. Secara teori, model bisnis menjelaskan bagaimana sebuah organisasi–dalam hal ini entitas bisnis–menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Nilai dimaksud dapat berupa nilai finansial maupun non-finansial, yang tangible maupun yang intangible, yang terukur maupun yang tidak mudah untuk diukur.
Versi lain definisi model bisnis yang lebih ringkas yaitu bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang. Sebagai sebuah model, ia harus memiliki gambaran atau narasi ideal bisnis yang dilaksanakan di entitas bisnis koperasi.
Model bisnis menjadi lebih populer ketika Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur memperkenalkan Business Model Canvas (BMC) melalui buku “Business Model Generation” pada tahun 2010. Melalui buku yang masyhur ini, Osterwalder dan Pigneur menggambarkan model bisnis dengan sembilan elemen seperti menggambar pada selembar kanvas. Kedua tokoh ini menggabungkan aspek teori dan praktik pada bidang bisnis secara terpadu.
ADVERTISEMENT
Dari cara penggambaran ini dapat disimpulkan bahwa model bisnis menggambarkan secara utuh apa yang akan dilakukan dengan bisnis yang dijalankan. Salah satu dari elemen misalnya value proposition, yaitu nilai apa yang akan ditawarkan kepada pelanggan. Nilai dalam sudut pandang lain dapat berarti masalah apa yang akan diatasi oleh bisnis yang dijalankan.
Jika seluruh elemen pada kanvas model bisnis diisi dengan tepat, maka siapa pun yang membacanya akan mendapatkan gambaran yang relatif utuh terhadap bisnis yang (akan) dijalankan. Jika elemen-elemen tertentu dikelompokkan, maka akan diketahui apa saja yang membentuk biaya atau pengeluaran dan apa yang mendatangkan penghasilan. Dengan membaca kanvas model bisnis, sekilas akan diketahui apakah bisnis tersebut menguntungkan dan akan berkelanjutan atau hanya bisnis yang berjalan sesaat. Jadi, jika ada yang menanyakan model bisnis, sejatinya kanvas model bisnis dapat menjadi jawaban yang cukup komprehensif.
Namun demikian, kanvas model bisnis bukan tanpa kekurangan. Besarnya keuntungan yang akan diperoleh tidak dapat diketahui dari kanvas model bisnis. Pun demikian dengan bagaimana penentuan besaran harga jual (pricing method), berapa lama modal akan kembali dan beberapa informasi lainnya. Dokumen perencanaan bisnis atau analisa kelayakan bisnis biasanya yang akan menghitung angka-angka tadi. Kanvas model bisnis dapat menjadi dokumen yang diberikan kepada calon mitra bisnis atau pihak lain yang berkepentingan. Angka-angka detail biasanya lebih bersifat rahasia, hanya digunakan di lingkungan internal atau untuk pihak terkait seperti perbankan untuk keperluan pengajuan pembiayaan atau untuk calon investor.
ADVERTISEMENT
Selain Osterwalder dan Pigneur, definisi lain model bisnis yang nampaknya lebih operasional dikemukakan oleh Allan Afuah. Menurutnya, model bisnis merupakan sebuah kerangka kerja untuk menghasilkan uang. Model bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang menunjukkan kapan dan bagaimana perusahaan menunjukkan kinerja melalui berbagai aktivitas sebagai bentuk penawaran manfaat bagi konsumen dan menciptakan laba bagi perusahaan. Jika model bisnis tidak dapat digambarkan dengan kanvas model bisnis, maka dapat dinarasikan seperti pada definisi Afuah.
Dalam bentuk lain yang lebih praktis, terkadang model bisnis digambarkan atau dinarasikan sebagai proses bisnis. Pemilihan cara ini tentu tidak keliru selama proses yang diuraikan dapat menggambarkan apa yang terjadi di dalam bisnis tersebut. Proses bisnis secara umum menggambarkan dari mana bahan baku berasal (input supply), nilai tambah apa yang diberikan terhadap bahan baku dan produk yang dihasilkan dijual ke mana.
ADVERTISEMENT
Lazimnya sebuah proses, seperti alur yang mengalir dari satu titik ke titik lainnya, dari awal sampai akhir. Jika penggambaran proses bisnis dianggap dapat memberikan informasi yang lebih jelas terhadap model bisnis yang diminta, maka seharusnya cara ini sudah cukup. Gunakan cara yang lebih mudah atau lebih informatif. Jadi ini hanya pilihan cara saja.
Sejatinya, model bisnis sudah harus dirancang sebelum bisnis tersebut dimulai. Persisnya, model bisnis menjadi bagian dari rangkaian perencanaan bisnis. Pada bisnis yang sudah berjalan, penyusunan (ulang) model bisnis dapat dilakukan misalnya untuk meningkatkan efisiensi, perluasan pasar atau diversifikasi produk. Dengan model bisnis yang baru, kinerja bisnis dapat ditingkatkan yang berarti juga dapat menaikkan pendapatan dan laba. Proses ini juga seperti melakukan reset atau men-setting ulang unit bisnis.
ADVERTISEMENT
Penyusunan model bisnis layaknya memindahkan ide-ide bisnis dari benak ke dalam bentuk tertulis. Dengan dibuat tertulis, model bisnis menjadi lebih mudah untuk didokumentasikan, didistribusikan dan dipresentasikan. Dari yang kurang tertata di dalam pikiran ke dalam bagan atau tulisan yang lebih sistematis. Dengan menyusun model bisnis, sebaran ide akan dikelompokkan dan mudah untuk dieksplorasi lebih jauh. Bagian yang luput atau belum lengkap akan segera diketahui dan kemudian dilengkapi. Model bisnis juga memudahkan bagi pihak lain yang akan membantu memberikan masukan atau ikut mengoreksi. Dengan menggunakan template yang sama, berbagai pihak yang terkait akan lebih mudah memahami model bisnis yang akan dirancang.
Lalu bagaimana merancang model bisnis untuk program Kopdes Merah Putih?
Pertama-tama penting untuk dipahami bahwa model bisnis yang dimaksud bukanlah model bisnis programnya. Program Kopdes Merah Putih anggap saja sudah memiliki rancangan sendiri sebagai sebuah program, termasuk sumber daya dan dukungan regulasi. Model bisnis yang dirancang adalah model bisnis pada tingkat koperasi sebagai satuan entitas bisnis. Entitas yang memiliki orientasi bisnis yaitu mendapatkan keuntungan dan manfaat (profit and benefit) secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, model bisnis disusun berdasarkan jumlah unit bisnis yang dikelola. Jika koperasi memiliki lima unit bisnis, maka model bisnis yang dirancang sebanyak lima rancangan. Berdasarkan pengalaman, pilihan penggambaran model bisnis dapat menggunakan kanvas model bisnis (BMC) dan bagan proses bisnis. BMC dirancang untuk masing-masing unit bisnis, sedangkan bagan proses bisnis dibuat untuk menggambarkan seluruh proses bisnis di koperasi.
Sebagai ilustrasi, koperasi desa merah putih nelayan, memiliki lima unit usaha terdiri dari warung serba ada, gudang beku portable (cold storage), unit jual beli ikan, bengkel nelayan dan pabrik es batu. Maka kelima unit usaha tersebut harus memiliki masing-masing satu model bisnis yang dirancang menggunakan template BMC. Keseluruhan kegiatan usaha koperasi tersebut digambarkan dalam bagan proses bisnis koperasi nelayan yang komprehensif. Kelima unit usaha koperasi tersebut saling terhubung namun tidak saling tumpang tindih. Sebagai entitas bisnis yang pada akhirnya berorientasi kepada keuntungan, koperasi memiliki keunikan yaitu bahwa semua unit bisnis pertama-tama harus berorientasi pada pelayanan bagi anggota.
ADVERTISEMENT
Model bisnis pada Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dirancang oleh pengurus dan pengelola koperasi. Dalam hal ini oleh mereka yang akan menjalankan operasional koperasi secara rutin. Perancangan model bisnis juga dapat melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) lain yang relevan, seperti perangkat desa dan atau tokoh masyarakat. Asumsinya, jika semakin banyak pihak yang relevan untuk terlibat, maka rancangan model bisnis akan lebih kaya dan multi perspektif.
Proses penyusunan dapat dilaksanakan secara partisipatif. Tim penyusun model bisnis sebaiknya memperlakukan masukan dari berbagai pihak sebagai sumber informasi yang berharga. Sikap ini penting dengan menimbang bahwa tidak ada satu orang pun yang menguasai semua informasi secara lengkap. Pelibatan berbagai pihak menjadi wahana untuk saling melengkapi informasi.
ADVERTISEMENT
Menyusun model bisnis koperasi, baik sebagai bagian dari fungsi perencanaan, pengembangan atau revitalisasi koperasi seringkali tidak dapat dilakukan secara mandiri oleh pengurus dan pengelola koperasi serta pemangku kepentingan terkait. Kehadiran seorang fasilitator akan sangat membantu penyusunan model bisnis koperasi secara lebih akurat, efisien dan mengikuti pakem yang telah ditetapkan. Kanvas model bisnis misalnya, membutuhkan kecakapan tersendiri dalam mengisi setiap elemen secara tepat. Kesalahan di dalam pengisian dapat menyebabkan kesalahpahaman. Demikian juga dengan gambar proses bisnis. Fasilitator dapat berfungsi melakukan elaborasi ide-ide dan mengembangkannya jika terjadi kebuntuan. Selain itu, fasilitator dapat melakukan mediasi jika di antara para penyusun model bisnis sulit untuk mencapai kesepakatan.