Perjuangan Napoli Berujung Nestapa

Daniel Fernandez
Aset Bangsa. @L1_Segitiga
Konten dari Pengguna
17 Mei 2018 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Fernandez tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain-pemain Napoli tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Napoli tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
ADVERTISEMENT
Serie – A musim 2017/2018 sudah mencapai partai – partai pamungkas. Akhir cerita juga sudah terbaca, Juventus kembali meraih scudetto untuk kali ketujuh secara beruntun. Keperkasaan anak asuh Massimiliano Allegri tidak mampu dibendung oleh 17 tim Serie – A lainnya.
ADVERTISEMENT
Sang pesaing utama, Napoli harus terpeleset pada pertandingan – pertandingan akhir nan menentukan. Kehilangan poin – poin penting itulah yang membuat Napoli pada akhirnya kembali harus mengakui keunggulan Si Nyonya Tua.
Musim ini bukanlah musim yang mudah baik bagi Juventus dan juga Napoli. Keduanya tetap bersaing hingga 2 giornata terakhir guna mencari siapa yang akan keluar menjadi pemenang.
Napoli dan Juventus memberikan suguhan persaingan yang intens di sepanjang musim ini, kejar – kejaran poin dan saling mengalahkan mewarnai perjalanan kedua tim tersebut. Kerja keras Napoli memang belum membuahkan hasil, namun pencapaian tim asuhan Maurizio Sarri musim ini patut diacungi jempol.
Meski hanya mampu bertengger di posisi 2, Marek Hamsik dan kolega berhasil meraih 88 poin yang mana menjadi poin tertinggi selama sejarah tim asal Kota Naples tersebut. Napoli pun memainkan sepak bola indah nan menghibur. Pakem permainan Maurizio Sarri atau sering disebut Sarrisimo meraih puja – puji di seluruh Italia bahkan Eropa. Kegagalan meraih scudetto musim ini memang menyesakkan hati pemain Napoli dan juga suporter setia mereka.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, sejak di awal musim Napoli dan juga Inter secara bergantian berada di puncak klasemen sekaligus melangkahi Si Nyonya Tua di tabel klasemen. Sayang di sepertiga akhir musim tepatnya pada giornata 27 Napoli harus terpeleset sehingga menyerahkan status capolista kepada Juventus. Dan sejak saat itu juga Juventus tidak pernah lagi terkejar oleh Il Partinopei.
Kejutan memang sempat terjadi pada giornata 33. Bertanding di Allianz Stadium secara mengejutkan Napoli bisa meraih 3 poin, sekaligus menipiskan selisih dengan Juventus menjadi 1 poin saja.
Selisih 1 poin tersebut membuat para pemain Napoli semakin percaya diri bahwa mereka akan berhasil mengakhiri dominasi Juventus musim ini. Sebaliknya akibat kekalahan tersebut, pendukung Juventus merasakan kecemasan yang luar biasa karena mungkin saja Juventus musim ini berakhir tanpa gelar Serie – A.
ADVERTISEMENT
Kemenangan di Allianz Stadium direspon secara berlebihan oleh tim Napoli. Mereka berpesta di ruang ganti seakan lupa bahwa saat itu mereka bahkan masih berada di posisi 2 tabel klasemen.
Para pendukung di Kota Naples juga tidak ketinggalan untuk berpesta ria. Mereka pikir segalanya sudah berakhir. Wajar memang pendukung serta pemain Napoli berpesta sesaat setelah pertandingan.
Bercermin dari jadwal pertandingan memang Napoli memiliki peluang juara lebih besar dibanding Juventus. 360 menit yang harus dilalui Juventus terhitung berat karena harus melawan dua tim besar yaitu Inter Milan dan AS Roma, sedangkan Napoli hanya berjumpa Fiorentina, Torino, dan Sampdoria.
Di momen krusial inilah Juventus menunjukkan kelasnya sebagai tim terbaik Italia saat ini. Berselang satu pekan dari kekalahan di kandang sendiri, Juventus berhasil meraih kemenangan penting di kandang Inter Milan.
ADVERTISEMENT
Kemenangan yang diraih secara dramatis tersebut berhasil membuat Juventus sementara menjauh dari kejaran Napoli dan juga memberikan beban psikologis bagi para pemain Napoli yang bermain satu hari setelahnya. Di luar perkiraan banyak orang Napoli harus terjungkal di Artemio Franchi 3 – 0, dan seminggu berselang giliran Torino yang membuat Napoli harus kehilangan dua poin lagi.
Tergelincirnya Napoli pada dua pekan tersebut membuat mereka harus membuang kesempatan untuk meraih scudetto yang sudah ada di depan mata.
Kegagalan Napoli musim ini memperlihatkan bahwa Dries Mertens dan kolega belum siap untuk menanggung tekanan tinggi dalam pacuan juara Serie – A Italia. Sebaliknya keberhasilan Juventus musim ini semakin menunjukkan perbedaan kualitas Juventus dengan tim – tim lainnya di Italia. Maurizio Sarri pun mengakui bahwa kualitas Juventus masih berada di depan tim asuhannya.
ADVERTISEMENT
“Tak bisa dipungkiri lagi, Juventus lebih kuat dalam segala hal.” kata Sarri kepada Mediaset Premium.
Namun mantan pelatih Empoli ini juga berpendapat bahwa Juventus cukup diuntungkan karena sering bermain sehari sebelum Napoli bertanding. Ia beranggapan bahwa kemenangan – kemenangan yang diraih Juventus cukup menggangu persiapan anak asuhnya.
“Kami bermain setelah Juventus 14 kali dalam 16 giornata terakhir, dan melihat Juve selalu menang sangat menggangu kami.”
Itulah mengapa Maurizio Sarri beranggapan bahwa Napoli sebenarnya tidak kalah dari segi teknikal dari Juventus, namun mereka kalah akibat mental mereka yang tidak sekuat Bianconeri.
“Satu-satunya penyesalan yang saya miliki di musim ini adalah kami kehilangan scudetto di hotel dan bukan di lapangan. Kami kehilangan tiga pertandingan dan kemudian selalu bermain imbang setelah kekalahan itu. Tim ini sensitif dan tentu saja rentan dalam beberapa hal.” ujar Sarri dikutip dari Football Italia.
ADVERTISEMENT
Mentalitas menjadi salah satu perbedaan mendasar dari Juventus dan juga Napoli. Diakui Massimiliano Allegri kunci kesuksesan Juventus merengkuh gelar juara musim ini adalah psikologis pemain Juventus yang tetap tenang meski berada pada tekanan tinggi akibat Napoli yang semakin mendekat di tabel klasemen.
“Saya pikir kekuatan terbesar kami adalah tetap tenang dalam semua situasi. Anda mencapai tujuan akhir dengan langkah demi langkah. Jika anda terlalu antusias, anda akan hancur tiga hari kemudian.”
“Jika suasana hati anda terlalu sering mengalami perubahan, anda tidak akan menang. Keseimbangan adalah sesuatu yang penting. "
Pada akhirnya mimpi buruk seluruh pemain Napoli dan para pendukung mereka terjadi pada musim ini. Setelah perayaan semu di giornata 33 mereka harus menerima kenyataan pahit yaitu melihat Juventus kembali mengangkat trofi untuk ketujuh kalinya secara beruntun.
ADVERTISEMENT