Diet Detox, Diet untuk Tubuh atau Dompet?

Dapurfit
Di Kumparan, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).
Konten dari Pengguna
6 Februari 2021 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dapurfit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jus Detox (sumber: silviarita from Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Jus Detox (sumber: silviarita from Pixabay)
ADVERTISEMENT
Diet detox merupakan salah satu diet yang dilakukan oleh banyak orang. Tapi, apakah diet detox betul ada manfaatnya? Dalam artikel ini, kami ingin mengajak kalian untuk bedah mitos diet detox bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang sangat “dijual” oleh diet maupun produk detox adalah klaim “kita butuh detox untuk membuang racun yang ada dalam tubuh.” Namun, klaim ini 100% mitos dan tidak benar. Racun yang selalu disebut oleh penjual diet detox hanyalah imaginary toxins, atau dengan kata lain hanya “khayalan” yang dibuat oleh penjual untuk kepentingan marketing. Pada tahun 2005, Dr. Dixon Bernard menulis artikel yang berjudul “Detox: A Mass Delusion”, di mana Ia menyatakan dari 8 buku detox terpopuler, tidak ada satupun buku yang menyebutkan “apa nama toxin yang di-detox?”, “siapa yang pernah menemukan dan mempelajari toxin ini?” dan “bagaimana cara kerja produk meng-detox racun ini?” Kenapa tidak ada buku yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar ini? Jawabannya sederhana, karena memang tidak ada racun yang di-detox oleh produk-produk tersebut (1).
ADVERTISEMENT
Kalau tadi dari buku, sekarang mari kita lihat situasi dari lapangan. Pada tahun 2009, para scientist dari Voice of Young Science (VoYS) melakukan investigasi pada 11 perusahaan penjual produk detox. Dan sama seperti yang ditemukan oleh Dr. Dixon, 11 perusahaan yang diinvestigasi oleh VoYS tidak ada yang dapat menyebut nama toxin yang di-detox oleh produk mereka sendiri. Bahkan, mayoritas produsen produk-produk ini mengakui bahwa kata “detox” hanya buatan mereka untuk mendapatkan pembeli. Mengutip Harriet Ball, salah satu ahli biologi yang juga investigator dalam projek ini, “tidak ada bukti bahwa produk detox bisa bekerja, selain untuk memisahkan orang dari uang mereka.” Selain tidak terbukti memberikan manfaat, masalah yang lebih penting adalah produk detox juga dapat mebahayakan tubuh. Bahkan beberapa penjual detox salah total mengenai cara kerja tubuh manusia (2-3). Kalau cara kerja tubuh manusia saja salah, bagaimana produknya dapat diyakinkan aman?
Bongkar mitos detox (sumber: instagram dapurfit)
Detox dan Weight Loss
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan diet dan produk detox ramai dibicarakan adalah karena dikatakan dapat menurunkan berat badan dengan mudah dan cepat. Namun, sebenarnya penurunan berat badan bukan berasal dari konsumsi produk detox melainkan dari pengurangan konsumsi makanan. Saat diet detox, dieter tidak dperbolehkan untuk makan dan hanya boleh minum produk detox. Berat badan kemudian akan turun karena dieter tidak makan, bukan karena produk detox yang dikonsumsi. Kim Joung et al. pada tahun 2015 melakukan penelitian mengenai detox dan menemukan bahwa orang yang diet tanpa produk detox dan orang yang diet dengan produk detox mendapatkan penurunan berat badan yang sama. Hal ini menunjukkan penurunan berat badan terjadi karena adanya pengurangan porsi makan, bukan karena produk detox (4).
ADVERTISEMENT
Di luar itu, weight loss dari diet detox memiliki masalah yaitu hasilnya yang selalu seperti yo-yo; kembali naik setelah turun. Tahun 2017, Jonathan Obert et al. melakukan studi yang menyatakan jus detox menurunkan berat badan di awal diet karena dieter hanya minum jus dan tidak makan. Tapi berat badan ini kemudian selalu naik lagi karena diet detox tidak mengajarkan pola makan sehat yang sustainable. Diet ini bersifat sementara dan begitu pula hasilnya (5). Studi lain oleh Grant Tinsley et al. 2019 menyatakan hasil yang serupa, yaitu manfaat dari diet dan produk detox hanya berasal dari pengurangan porsi makan. Tanpa mengurangi makanan, diet dan produk detox tidak memberikan hasil apa-apa bagi tubuh. Studi ini juga menyatakan produk detox terbukti tidak meng-detox apapun dan tidak memberikan manfaat baik untuk berat badan, komposisi tubuh, lingkar-lingkar tubuh, maupun marker-marker kesehatan (6). Penjual detox juga sering menjual tentang “cleanse” atau “colonic cleansing”. Namun, studi mengenai colonic cleansing pun juga tidak memuaskan. Hasil studi menunjukkan tidak ada bukti manfaat dari colonic cleansing bagi kesehatan. Bahkan colonic cleansing dotemukan dapat memberikan efek negatif bagi tubuh (7).
Detox dikenal untuk weight loss (sumber: lloorraa from Pixabay)
Detox dan Kesehatan
ADVERTISEMENT
Dalam critical review yang dirilis oleh Journal of Human Nutrition and Dietics pada tahun 2015, dinyatakan bahwa penggunaan diet atau produk detox tidak ada buktinya untuk penurunan berat badan maupun untuk pembuangan racun. Pengunaan detox juga seharusnya dicegah oleh ahli kesehatan karena klaimnya yang tidak benar dan resiko kesehatan yang ada dari konsumsi produk detox. Diet yang ekstrim seperti detox dapat menyebabkan kekurangan protein dan vitamin, electrolyte imbalance, lactic acidosis, dan bahkan kematian (8-9). Bukti nyata dari bahaya detox pun juga sudah ada. Seperti halnya kasus gagal ginjal akibat ‘green-smoothie cleanse’ dan gagal hati akibat ‘too much detox tea’ (10-11). National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH) menyatakan produk detox mungkin mengandung laxatives atau obat pencahar yang dapat menyebabkan diare hingga dehidrasi. Sehingga konsumsi teh detox herbal diikuti dengan tidak makan dalam hitungan hari dapat menyebabkan electrolyte imbalance yang berbahaya (12).
ADVERTISEMENT
FDA dan FTC juga telah mengambil tindakan tegas pada perusahaan penjual produk detox atau cleansing karena produk mengandung zat ilegal dan dapat berbahaya, serta dipasarkan dengan klaim yang tidak benar (12). FDA menyatakan ratusan produk detox dan slimming yang dijual dengan bebas baik secara langsung di etalase toko maupun di toko daring, ternyata mengandung zat berbahaya seperti powerful diuretic, ‘sibutramine’, dan zat ilegal lainnya yang beresiko menyebabkan stroke, jantung, kejang, bahkan kematian (13-17).
Green Smoothie Detox (sumber: Racool_studio from freepik)
Detox dan Mindset
Masalah fatal lainnya yang berasal dari diet detox adalah diet detox dapat merusak mindset. Diet detox membuat orang berpikir bahwa ada “saat untuk diet” dan ada “saat untuk tidak diet”. Mindset ini akan membuat diet jadi terlalu berjangka pendek dan hasilnya juga sementara. Diet dan produk detox juga dapat beresiko menyebabkan dieter melihat makanan tertentu sebagai ‘racun’ yang perlu ‘di-detox’. Mindset ini sangat merugikan dieter karena dapat menciptakan hubungan yang buruk dengan makanan dan dapat meningkatkan resiko eating disorder serta weight gain/ regain (8, 18-19).
ADVERTISEMENT
Jadi, apa detox yang sebenarnya? Detox yang sebenarnya adalah detox yang sudah dikerjakan oleh organ-organ kita sendiri setiap hari. Misalnya kulit mengeluarkan toxin melalui keringat, paru-paru melalui pernafasan, dan hati membuang zat berbahaya melalui urine dan feses (3, 20-21). Oleh karena itu, yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melakukan detox adalah energi serta nutrisi yang cukup agar organ-organ kita dapat berfungsi dengan maksimal dalam melakukan daily self-detoxification. Jika kita tidak makan dan hanya minum produk detox, tubuh dan organ-organ kita beresiko kekurangan energi dan nutrisi untuk melakukan detox (22-26).
Detox yang sebenarnya hanya butuh nutrisi yang cukup (sumber: schantalao from freepik)
Sudah banyak studi dan penelitian yang membuktikan bahwa diet dan produk detox tidak mendetox apapun selain isi dompetmu. Diet dan produk detox juga terbukti tidak bermanfaat bagi weight loss maupun kesehatan. Meski diet detox sangat menarik perhatian karena hasilnya yang cepat, perlu diingat bahwa tidak ada solusi instan untuk mendapat tubuh yang sehat dan ideal. Pada akhirnya, lebih baik menjalankan diet yang lebih sulit dengan hasil yang tahan lama dibandingkan termakan klaim palsu diet mudah dengan hasil yang sementara.
ADVERTISEMENT
Referensi:
1. Dixon Bernard. Lancet Infect Dis. 2005 May.
2. VoYS. The Detox Dossier. Sense About Science. 2009.
3. Sense About Science. Debunking Detox. https://archive.senseaboutscience.org/pages/debunking-detox.html
4. Kim Joung Mi et al. Nutr Res. 2015 May.
5. Jonathan Obert et al. Curr Gastroenterol Rep. 2017.
6. Jonathan Obert et al. Curr Gastroenterol Rep. 2017.
7. Acosta D Ruben et al. Am J Gastroenterol. 2009 Nov.
8. Klein A V et al. J Hum Nutr Diet. 2015 Dec
9. W K Stewart et al. Postgrad Med J. 1973 Mar.
10. Makkapati Swetha. Am J Kidney Dis. 2018 Feb.
11. Kesavarapu Keerthana et al. Case Rep Gastrointest Med. 2017.
12. NCCIH. “Detoxes” and “Cleanses”: What You Need To Know. Last Updated: September 2019.
ADVERTISEMENT
13. FDA. Beware of Products Promising Miracle Weight Loss. 2015.
14. FDA. Public Notification: GoLean Detox contains hidden drug ingredients. 2019.
15. FDA. Public Notification: Lingzhi Cleansed Slim Tea Contains Hidden Drug Ingredient. 2015.
16. FDA. Court Orders Internet Marketers of Acai Berry Weight-Loss Pills and "Colon Cleansers" to Stop Deceptive Advertising and Unfair Billing Practices.
17. FDA. Tainted Weight Loss Products. 2019.
18. Stewart M Tiffany et al. Appetite. 2002 Feb.
19. Palascha A et al. J Health Psychol. 2015 May.
20. Margaret E Sears et al. J Environ Public Health. 2012.
21. D M Grant. Review J Inherit Metab Dis. 1991.
22. Hodges E Romilly et al. J Nutr Metab. 2015.
ADVERTISEMENT
23. Yu Jinsheng et al. Review Gastroenterol Res Pract. 2016.
24. Besten den Gijs et al. Review J Lipid Res. 2013 Sep.
25. Kikuchi Masahiro et al. World J Gastroenterol. 2015 Nov.
26. Ferramosca Alessandra et al. World J Gastroenterol. 2017 Jun.