Berbaju Adat Sulawesi Selatan di Depan Menara Eiffel

Konten dari Pengguna
20 Februari 2020 6:00 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syamsuri Pasinringi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Paris dan menara Eiffel adalah salah satu objek wisata paling populer di dunia. Banyak orang bermimpi untuk mengunjungi tempat ini termasuk saya. Sejak lama memendam keinginan untuk mendatangi Paris, sayang biayanya mahal karena jarak yang sangat jauh dari Indonesia sehingga bertahun-tahun hanya berwujud angan-angan.
ADVERTISEMENT
November 2019 mimpi itu akhirnya terwujud lewat program Hospitasi di Jerman. Saya tinggal di sebuah kota kecil bernama Blaustein tak jauh dari Ulm yang terletak di negara bagian Baden Württemberg berbatasan dengan Prancis.
Jarak dari kota Ulm ke Paris membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam perjalanan menggunakan Flixbus dengan harga tiket yang cukup terjangkau sehingga saya memilih untuk ke Paris menggunakan alat transportasi ini. Naik kereta Ulm-Paris juga bisa hanya harga tiketnya cukup mahal untuk seorang stipendiat seperti saya.
Niat awal, keluarga angkat di Blaustein berencana untuk mengantar ke Paris sekaligus menikmati akhir pekan bersama keluarganya, sayang beliau mengalami kecelakaan mobil seminggu sebelum saya tiba di Jerman.
Tak ingin melewatkan momen, saya menyiapkan rencana untuk mengenangnya kelak. Saya berniat untuk memakai baju adat Sulawesi Selatan sebagai putra daerah dan mengibarkan bendera merah putih di depan menara Eiffel.
ADVERTISEMENT
Beruntung rencana ini berjalan lancar, cuaca cukup cerah meskipun prakiraan cuaca memberitakan akan hujan sehingga saya dapat mengambil beberapa foto.
Begitulah mimpi, perwujudannya memiliki jalannya sendiri. Bak sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, perjalanan ke Jerman tahun lalu tak hanya menyisakan kenangan manis di Blaustein namun juga Paris.
Danke Blaustein Merci Paris.