news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta Rentetan Gempa 7 Juli 2020

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
7 Juli 2020 18:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gempa.  Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
1. Gempa yang terjadi secara beruntun pada hari ini Selasa 7 Juli 2020 tidak memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi sebelumnya. Baik Gempa Laut Jawa di utara Jepara berkekuatan M6.1 yang terjadi pagi dinihari pukul pukul 05.54.44 WIB, Gempa Selatan Banten M5.1 pukul 11.44.14 WIB, Gempa Selatan Garut M 5.0 pukul 12.17.51 WIB, dan Gempa Selatan Selat Sunda M 5.2 pada 13.16.22 WIB berada pada sumber gempa yang berbeda, kedalaman yang berbeda, dan juga berbeda mekanismenya.
ADVERTISEMENT
2. Sebenarnya apa yang terjadi di beberapa wilayah gempa tersebut adalah manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing. Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stress maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri sendiri.
Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks. Kita memang memiliki banyak sumber gempa sehingga jika terjadi gempa di tempat yang relatif berdekatan lokasinya dan terjadi dalam waktunya yang relatif berdekatan maka itu hanya kebetulan saja.
3. Apakah rentetan gempa ini sebagai pertanda akan terjadi gempa besar? Hal ini sulit diprediksi tetapi dengan adanya rentetan aktivitas gempa ini tentu patut kita waspadai. Karena dalam ilmu gempa atau seismologi, khusunya pada teori tipe gempa itu ada tipe gempa besar yang kejadiannya diawali dengan gempa pendahuluan atau gempa pembuka.
ADVERTISEMENT
Setiap gempa besar hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka. Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar. Inilah karakteristik ilmu gempa yang memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi yang penting juga untuk kita pahami.
4. Banyak pertanyaan masyarakat yang menayakan apakah gempa yang terjadi di Banten Selatan dan Selatan Garut bersumber dari sumber gempa yang sama? Kedua gempa tersebut bersumber dari sumber gempa yang berbeda.
Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara Gempa Selatan Garut dilanjut di komen..
53m
Daryono. Foto: kumparan
4. Banyak pertanyaan masyarakat yang menayakan apakah gempa yang terjadi di Banten Selatan dan Selatan Garut bersumber dari sumber gempa yang sama? Kedua gempa tersebut bersumber dari sumber gempa yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara Gempa Selatan Garut dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust. Jadi kedua gempa ini sumber gempanya berbeda.
5. Guncangan gempa M5,1 yang bersumber di Banten Selatan sangat dirasakan di Jakarta karena adanya fenomena efek tapak (local site effect) dimana efek soft sedimen/tanah lunak yang tebal di Kota Jakarta memicu terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga guncangan gempa diamplifikasi diperbesar guncangannya sengingga wilayah Jakarta sangat merasakan gempa tersebut.
Dalam teori gempa disebutkan bahwa dampak gempa tidak saja akibat magnitudo gempa dan jaraknya dari sumber gempa, tetapi kondisi geologi setempat sangat menentukan dampak gempa.***DARYONO BMKG
ADVERTISEMENT