Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Pangandaran, Cilacap hingga Pacitan

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
29 Juni 2019 19:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gempa di Pangandaran, Cilacap hingga Pacitan Foto: Dok. BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Gempa di Pangandaran, Cilacap hingga Pacitan Foto: Dok. BMKG
ADVERTISEMENT
Hari Sabtu, (29/6) pukul 13.47 WIB, wilayah Samudra Hindia Selatan Cilacap terjadi gempa tektonik. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa ini berkekuatan M=5,2.
ADVERTISEMENT
Episenter terletak pada koordinat 8,58 LS dan 108,88 BT tepatnya di laut pada jarak 95 km arah selatan Kota Cilacap, Jawa Tengah, pada kedalaman 61 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter-nya, tampak bahwa gempa ini merupakan gempa menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Slab lempeng yang tersubduksi ini mengalami deformasi atau patahan di zona transisi Megathrust-Benioff pada kedalaman 61 km di bawah cekungan busur muka (fore arc basin) selatan Cilacap.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh patahan batuan dengan mekanisme pergerakan kombinasi mendatar-turun (oblique normal) .
Guncangan gempa ini dilaporkan dan dirasakan di daerah Cilacap hingga Bantul, Yogyakarta, dalam skala intensitas II-III MMI, sedangkan Pacitan dan Pangandaran dalam skala intensitas II MMI.
ADVERTISEMENT
Spektrum guncangan gempa ini cukup luas karena hiposenter gempa ini berada di kedalaman menengah. Beberapa warga di Cilacap sempat berlarian keluar rumah karena terkejut guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 14.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ilustrasi Gempa Foto: Pixabay
Aktivitas gempa di zona selatan Cilacap dan Pangandaran akhir-akhir ini dengan jelas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas gempa.
Catatan BMKG, sejak bulan Mei 2019 sudah terjadi empat kali gempa signifikan yang mengguncang zona selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu pada 18 Mei 2019 (M=5,6), pada 9 Juni 2019 (M=5.5), pada 21 Juni 2019 (M=5,2) dan pada hari ini 29 Juni 2019 (M=5,2).
ADVERTISEMENT
Keempat gempa ini seolah menjadi teka-teki karena semuanya dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust-Benioff.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan aktivitas gempa di selatan Cilacap dan Pangandaran ini tampaknya zona ini patut diwaspadai. Penting untuk terus menggalakkan upaya mitigasi gempa dan tsunami baik upaya mitigasi struktural maupun non struktural.