news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gempa Susulan di Maluku Utara, Bali, dan Ambon Terus Dimonitor BMKG

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
16 November 2019 21:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Daryono. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Daryono. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Hingga Sabtu 16 November 2019 pukul 18.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Laut Maluku 7,1 M menunjukkan telah terjadi 185 kali aktivitas gempa susulan (aftershocks) dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Gempa susulan dengan magnitudo paling besar 6,1 M dan terkecil 2,7 M. Gempa susulan dengan guncangan dirasakan terjadi sebanyak 10 kali.
ADVERTISEMENT
Gempa Laut Maluku memiliki tipe diawali gempa pendahuluan (foreshocks), kemudian terjadi gempa utama (main shock), selanjutnya diikuti oleh serangkaian aktivitas gempa susulan. Sebelum terjadi gempa utama 7,1 M pada 14 November 2019 pukul 23.17 WIB di di sekitar lokasi episenter gempa utama telah terjadi 2 kali aktivitas gempa pada 12 November 2011 pukul 15.11 WIB dengan magnitudo 4,4 dan pada 13 November 2019 pukul 18.18 WIB dengan magnitudo 3,4. Aktivitas 2 gempa ini diyakini sebagai gempa pendahuluan dari Gempa Laut Maluku.
Gempa Bali Utara
Sementara itu, sebelumnya, pada petang hari 14 November 2019 pukul 17.21 wilayah Bali Utara juga diguncang gempa 5,0 M. Gempa yang sempat membuat panik masyarakat Bali ini juga diikuti oleh serangkaian gempa susulan. Update hingga Sabtu 16 November 2019 pukul 11.00 WIB telah tercatat sebanyak 100 kali gempa susulan. Seperti halnya Gempa Laut Maluku, Gempa Bali Utara ini juga didahului oleh gempa pendahuluan pada pukul 17.09 WIB dengan magnitudo 4,4 dan pukul 17.10 WIB dengan magnitudo 4,6.
ADVERTISEMENT
Gempa Ambon
Jauh hari sebelumnya, Ambon dan sekitarnya juga diguncang gempa 6,5 M pada 26 September 2019. Gempa ini sangat destruktif dan menimbulkan korban jiwa. Menariknya, hingga hari ini 16 November 2019 pukul 18.00 WIB, BMKG masih mencatat aktivitas gempa susulan hingga sebanyak 2.345 kali dengan magnitudo terbesar 5,6 M dan terkecil 1.0 M. Adapun gempa susulan yang guncangannya dirasakan terjadi sebanyak 269 kali.
Gempa Ambon juga didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan. Sebelum terjadi gempa utama, BMKG mencatat rentetan gempa pendahuluan dengan magnitudo antara 1,5 - 3,5 sebanyak 30 kali sejak 28 Agustus 2019.
Beda Sumber Gempa Beda Mekanisme
Gempa Laut Maluku, Gempa Bali Utara, dan Gempa Ambon meskipun memliki tipe yang sama, yaitu sama-sama didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan, akan tetapi memiliki perbedaan dalam hal sumber gempa dan mekanisme sumbernya.
ADVERTISEMENT
Gempa Laut Maluku dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku, Gempa Bali dibangkitkan oleh sumber gempa Sesar Naik di Utara Bali, dan Gempa Ambon terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya.
Selain berbeda dalam sumber gempa, ketiga gempa tersebut juga berbeda dalam mekanisme sumbernya. Gempa Laut Maluku memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), Gempa Utara Bali memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique thrust), dan Gempa Ambon memiliki mekanisme sesar geser (strike slip).***Jakarta 16 November 2019. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan tsunami BMKG Dr. DARYONO