Gempa Tektonik Guncang Jawa Tengah dan Yogyakarta

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
13 Juli 2020 6:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tadi pagi gempa tektonik guncang Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Hari Senin, 13 Juli 2020 pukul 02.50.29 WIB wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta diguncang gempa tektonik.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1.
Episenter terletak pada koordinat 8,73 LS dan 109,88 BT, atau tepatnya di Samudra Hindia Selatan Jawa pada jarak 101 km arah Selatan Kulonprogo pada kedalaman 46 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempang Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas gempa akibat tumbukan lempeng di zona megathrust. Guncangan gempa ini dirasakan di Pacitan, Purworejo, Yogyakarta, dan Wonogiri. Meskipun Shakemap BMKG menunjukkan guncangan terjadi dalam wilayah luas dari Pangandaran hingga Pacitan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 03.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Menariknya, pusat gempa ini bersebelahan sangat dekat dengan pusat gempa berkekuatan M 8,1 yang menimbulkan kerusakan di Pulau Jawa pada 23 Juli 1943. Kota-kota yang mengalami kerusakan akibat gempa pada saat itu adalah Cilacap, Tegal, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Bantul, dan Pacitan.
Ahli geologi Belanda Van Bemmelen pada 1949 mengungkap bahwa korban meninggal akibat Gempa Jawa 23 Juli 1943 ini lebih dari 213 orang, sedangkan korban luka mencapai 2.096 orang, dan 15.275 rumah rusak di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam 3 pekan terakhir wilayah Selatan Pulau Jawa memang terjadi peningkatan aktivitas gempa, seperti:
1. Gempa Selatan Pacitan M 5,0 pada 22 Juni 2020
2. Gempa Selatan Blitar M 5,3 pada 5 Juli 2020
3. Gempa Lebak M 5,1 pada 7 Juli 2020
4. Gempa Selatan Garut M 5,0 pada 7 Juli 2020
5. Gempa Selatan Selat Sunda M 5,2 pada 7 Juli 2020
6. Gempa S0elatan Sukabumi M 4,8 pada 10 Juli 2020
7. Dan pagi