Rentetan Gempa Guncang Curup Bengkulu Dipicu Sesar Ketaun

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
17 Desember 2020 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rentetan Gempa Guncang Curup Bengkulu Dipicu Sesar Ketaun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Wilayah Curup, Rejang Lebong, Bengkulu dan sekitarnya pada Kamis, 17 Desember 2020 diguncang rentetan gempa tektonik. Guncangan paling kuat terjadi pukul 09.17.55 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan 4,2 dengan episenter pada koordinat 3.41 LS dan 102.55 BT, tepatnya di darat pada jarak 7 km arah timurlaut Rejanglebong kedalaman 3 kilometer.
ADVERTISEMENT
Dampak gempa ini dirasakan di wilayah Curup cukup kuat mencapai skala intensitas III - IV MMI hingga banyak warga berlarian keluar rumah akibat terkejut akibat kuatnya guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba. Sementara di Kepahiang guncangan dirasakan dalam intensitas II MMI.
Gempa yang terjadi berupa rentetan sejak tadi malam (16/12) pukul 23.19.16 WIB berkekuatan 3,0 dengan kedalaman 3 kilometer. Sejak itu rentetan gempa terus terjadi dan 6 gempa diantaranya dilaporkan guncangannya dirasakan warga.
Total telah tercatat sebanyak 10 kali gempa, dan hingga siang ini BMKG masih mencatat gempa pukul 11.20.50 WIB dengan kekuatan 3,3. Bisa jadi aktivitas ini masih akan berlanjut, untuk itu masyarakat dihimbau waspada.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dipicu aktivitas Sesar Besar Sumatra tepatnya pada Segmen Ketaun. Sesar ini memiliki magnitudo tertarget 7,3 dengan laju geser 12 mm/tahun. Jalur sesar ini di sebelah timur Curup, ke utara melalui Muba, hingga Muaraaman.
ADVERTISEMENT
Di wilayah ini sudah beberapa kali terjadi gempa kuat dan merusak dipicu aktivitas sesar aktif. BMKG mencatat setidaknya sudah terjadi sebanyak 4 kali gempa kuat dan merusak hingga menimbulkan korban jiwa, yaitu:
1. 15 Desember 1979 magnitudo 6,0 merusak 3.600 rumah dan 4 orang meninggal dunia.
2. 15 Mei 1997 magnitudo 5,0 merusak 65 rumah.
3. 28 Oktober 2014 magnitudo 3,6 merusak 12 rumah dan 2 tempat ibadah.
4. 15 - 20 Oktober 2017 terjadi rentetan gempa 8 kali gempa kecil magnitudo 2,5 – 3,5 yang menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan ringan.
Aktivitas sesar aktif memang patut diwaspadai, karena dalam peristiwa gempa meskipun kekuatannya kecil di bawah 5,0 jika kedalamannya sangat dangkal dapat menimbulkan kerusakan, apalagi didukung kualitas bangunan dengan mutu rendah, tidak mengacu aturan bangunan tahan gempa.
ADVERTISEMENT
Jadi faktor terpenting dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian akibat gempa adalah mengadopsi dan menegakkan aturan bangunan gempa, disamping tata ruang dengan cara menjaga jarak bangunan dari jalur sesar aktif.
***DARYONO BMKG