Waspada Peningkatan Seismik di Zona Pangandaran-Cilacap

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
21 Juni 2019 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gempa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hari Jumat, 21 Juni 2019, pukul 17.27 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan, Cilacap, dan Pangandaran, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menunjukkan gempa ini memiliki kekuatan M=5,2. Episenter terletak pada koordinat 8,51 LS dan 108,69 BT tepatnya di laut pada jarak 92 kilometer arah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada kedalaman 62 km.
ADVERTISEMENT
Gempa berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dipicu oleh penyesaran batuan dengan pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Peningkatan seismik di Zona Pangandaran-Cilacap. Foto: BMKG
Guncangan gempa ini dirasakan di Pangandaran, Cilacap, Kulonprogo, hingga Bantul dalam skala intensitas II-III MMI dan Kebumen II MMI. Beberapa warga dilaporkan sempat berlarian ke luar rumah akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut, sementara hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Mencermati aktivitas kegempaan di zona selatan Cilacap dan Pangandaran akhir-akhir ini, tampak ada peningkatan aktivitas seismik. Catatan BMKG, sejak bulan Mei 2019 sudah terjadi 3 kali gempa signifikan yang mengguncang zona selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu pada 18 Mei 2019 (M=5.6), pada 9 Juni 2019 (M=5.5), dan hari ini 21 Juni 2019 (M=5,2). Ketiga gempa ini menarik untuk dikaji karena semuanya dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di kedalaman 30 hingga sekitar 63 km.
ADVERTISEMENT
Jika kita melacak data kegempaan di selatan Cilacap dan Pangandaran sejak tahun 1940, tampak sudah terjadi gempa kuat sebanyak 6 kali, yaitu pada 21 Maret 1940 (M=6.3), 7 September 1974 (M=6.5), 24 Juli 1979 (M=6.9), 17 Juli 2006 (M=7.7), 3 Maret 2011 (M=6.7), dan 13 juni 2013 (M=6,7). Semua gempa ini rata-rata menimbulkan kerusakan di zona selatan Jawa dari Pangandaran hingga Kebumen.
Dengan memperhatikan tingginya aktivitas kegempaan di wilayah ini, tampaknya zona gempa selatan Cilacap dan Pangandaran patut diwaspadai. Sangat penting untuk terus menggalakkan upaya mitigasi gempa dan tsunami baik upaya mitigasi struktural maupun non-struktural.
Jakarta, 21 Juni 2019
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
Dr. DARYONO
ADVERTISEMENT