Aroma Kambing Ternyata Berfungsi untuk Memikat Lawan Jenis

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2020 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Goat. Foto: MabelAmber from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Goat. Foto: MabelAmber from Pixabay
ADVERTISEMENT
Aroma kambing yang tidak sedap bagi manusia ternyata memiliki fungsi untuk memikat lawan jenis. Siapa sangka, kambing jantan menggunakan aroma tubuhnya untuk membuat kambing betina berovulasi hanya dengan berada di dekat mereka.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menganggap efek ini berasal dari bahan kimia yang dikenal sebagai feromon primer, yaitu sinyal kimia yang dapat menyebabkan fisiologis jangka panjang pada penerima. Contohnya keberadaan jantan yang dapat mempercepat pubertas betina. Selain ditemukan pada kambing, fenomena serupa juga ditemukan pada domba dan tikus.
Seorang ahli biologi reproduksi, Yukari Takeuchi dari University of Tokyo serta koleganya mengidentifikasi molekul tunggal, yang dikenal dengan 4-etiloktanal dalam koktail feromon kambing jantan dimana dapat mengaktifkan jalur saraf pada reproduksi wanita.
"Sudah lama diperkirakan bahwa feromon memiliki peran penting dalam keberhasilan repsoduksi pada mamalia, meskipun mekanismenya jarang diketahui," kata Takeuchi.
Science Mag membenarkan fakta tersebut, di mana penelitian dilakukan dengan menggunakan penyerap gas khusus. Para peneliti mengumpulkan senyawa aroma dari kepala kambing jantan dan membandingkannya dengan senyawa kambing yang dikebiri. Mereka mengisolasi bahan kimia yang dihasilkan kedua kambing tersebut dan menguji respon kambing betina yang menghirup. Hasilnya senawa 4-etiloktanal memulai reaksi berantai hormonal pada kambing betina yang memicu ovulasi.
ADVERTISEMENT
Peter Brennan, seorang ahli fisiologi di University of Bristol mengatakan bahwa percobaan ini mungkin juga dapat digunakan pada domba, tetapi dia tidak meyakini bahwa seluruh efek dapat dianggap berasal dari feromon saja. Takeuchi mengakui bahwa dia tidak bisa memastikan, namun dia menganggap itu merupakan reaksi bawaan. Meskipun begitu, manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi baru yang lebih alami serta meningkatkan efisiensi perkembangbiakan dan mengobati gangguan reproduksi pada kambing.