Kerman, Destinasi Historis dan Eksotis di Iran Tengah

Dedy Eka Januardi
Seorang ASN sekaligus pejalan global sejak 2006 di Kementerian Luar Negeri. Peminat isu-isu sosial politik, hubungan internasional, Manchester United, kuliner, musik, perjalanan, desain, arsitektur dan belanja.IG: @dedyjanu, @dedyekajanu.
Konten dari Pengguna
3 November 2022 20:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dedy Eka Januardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penulis bersama seorang delegasi Indonesia mengunjungi Arg-e Bam (Foto: Dokumen Pribadi, Maret, 2019).
zoom-in-whitePerbesar
Penulis bersama seorang delegasi Indonesia mengunjungi Arg-e Bam (Foto: Dokumen Pribadi, Maret, 2019).
ADVERTISEMENT
Mungkin tak banyak orang Indonesia yang mengenal kota Kerman di Iran. Kota Kerman adalah ibukota dari Provinsi Kerman,yang berada 990 kilometer di sebelah tenggara kota Teheran, ibukota Iran, yang dapat ditempuh selama 10-11 perjalanan darat. Transportasi pesawat mungkin menjadi opsi yang lebih tepat karena hanya memerlukan waktu sekitar 1,5 jam saja. Kacang Pistachio dan kurma adalah dua komoditas unggulan Kerman.
ADVERTISEMENT
Penulis yang pernah ditugaskan di KBRI Teheran dalam periode Februari 2017-Agustus 2020, telah berkunjung lebih dari empat kali ke Kerman dan sejumlah kota di sekitarnya.
Adakah WNI di kota Kerman? Ini adalah salah satu fakta unik dari kota ini. Di Kerman, kita bisa menemui Ibu Nasriati, yang berasal dari Aceh dan tinggal bersama keluarganya, yang terdiri dari suaminya yang merupakan warga negara Iran, serta satu putra yang tampan dan satu putri yang cantik. Ibu Nasriati berprofesi sebagai pemandu perjalanan (tour guide), khususnya bagi wisatawan Indonesia yang ingin berkelana keliling Iran. Anda dapat menghubungi beliau untuk pengalaman jalan-jalan dengan pemandu berbahasa Indonesia.
Penulis bersama Bapak Dubes (Alm) Octavino Alimudin (Dubes RI untuk Iran dan Turkmenistan periode 2016-2020) dan Ibu Nasriati, WNI yang tinggal di Kerman, Iran. (Foto: Dokumen Pribadi, Februari 2019)
Kota Kerman yang berada pada 1.749 meter di atas permukaan laut, didirikan oleh Raja Ardashir I dari Dinasti Sassanid (224-241 M) dengan nama awal Behdesir, hingga kemudian dikenal dengan nama Kerman pada periode Dinasti Safavids yang berkuasa pada abad ke-15 dan terus berkembang hingga berbagai dinasti berikutnya sampai masa Iran modern saat ini.
ADVERTISEMENT
Apa saja destinasi menarik di Kerman dan kota-kota sekitarnya?
Grand Bazaar Kerman (Bazaar-e Bozorg Kerman)
Pasar terbesar di Kerman ini berada tengah kota Kerman dan terdiri dari sejumlah lorong atau gang yang mewakili era dinasti dan jenis barang yang berbeda. Di dalam pasar ini juga terdapat peninggalan tempat pemandian (bath) dan tempat beristirahat bagi para pedagang (caravanserai) di masa lalu, karena Kerman adalah bagian dari jalur sutra di kawasan tersebut pada masanya.
Selain desain mozaik yang memukau pada bagian dinding atas bazar yang lazim ditemukan di sejumlah masjid di Iran dan negara-negara Asia Tengah, salah satu bagian menarik dari struktur arsitektur Bazaar-e Bozorg Kerman adalah adanya menara angin (wind tower) atau badgir dalam bahasa Persia. Menara angin ini, dapat pula ditemukan di sejumlah lokasi di Iran dan Timur Tengah adalah mekanisme pendingin udara alami, yang dapat pula digunakan untuk mengawetkan bahan makanan.
Penulis dengan latar belakang menara angin di sebelah kiri dan gerbang berornamen di sebelah kanan. (Foto: Dokumen Pribadi, Januari 2019).
Selain buah-buahan dan kacang-kacangan kering khas Iran, oleh-oleh paling khas adalah pateh atau sulaman khas Kerman, yang biasanya dijadikan pajangan dinding atau taplak meja.
Contoh Pateh yang telah berbingkai kaca. Pateh adalah sulaman yang indah dengan warna-warna menawan, menggunakan motif utama bunga dan motif khas Iran. (Foto: Dokumen Pribadi, Desember 201
Kota Jiroft
ADVERTISEMENT
Jiroft yang terletak 230 kilometer di selatan kota Kerman ini, merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki cuaca sejuk. Kita bahkan dapat merasakan 4 musim dalam satu hari di sini. Selain memiliki sejumlah objek wisata menarik. Jiroft juga terkenal dengan hasil buah-buahan dan tanaman pangannya serta menjadi habitat bagi beruang hitam Asia. Kita juga dapat mengunjungi reruntuhan peninggalan peradaban dari masa Elamite dan Dinasti Seljuk di kota ini.
Penulis bersama Bapak Dubes (Alm) Octavino Alimudin (Dubes RI untuk Iran dan Turkmenistan periode 2016-2020) dan Ibu Yanti, staf KBRI Tehran bertemu dengan pengusaha dan pengurus Chambers of Commerce Jiroft untuk membahas peluang kerja sama pariwisata dan pertanian kedua negara. Kami disuguhi sejumlah hasil buah-buah lokal seperti buah kesemek (persimmon) dan grapefruit (Foto: Dokumen Pribadi, Desember 2019)
Shahdez Mahan Garden (Bāgh-e Shāzdeh Mahan)
Mahan Garden adalah sebuah taman yang dibangun untuk Mohammad Hassan Khan Sardari Iravani pada tahun 1850 dan didesain ulang dan diperluas pada tahun 1870 oleh Abdolhamid Mirza Naserodolleh, seorang gubernur pada Dinasti Qajar.
Mahan Garden terdiri dari gerbang di bagian depan dan bangunan dua lantai pada bagian utamanya. Hal yang menarik adalah adanya aliran air khas arsitektur Persia yang dibangun mengikuti kontur tanah bagian bangunan utama ke bagian gerbang yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Waktu terbaik untuk menikmati Mahan Garden yang ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage List pada bulan Juni 2011 adalah adalah pada senja hari, khususnya bila Anda ingin mengabadikan keindahannya melalui foto.
Keindahan Mahan Garden di kala senja menjelang malam. (Foto: Dokumen Pribadi, Januari 2019).
Keindahan Mahan Garden di kala senja menjelang malam. (Foto: Dokumen Pribadi, Januari 2019).
Benteng Bam (Arg-e Bam)
Arg-e Bam, di kota Bam, memiliki sejarah yang panjang, sejak dari pembangunan pemukiman di wilayah sekitarnya pada periode Achaemenid (579–323 SM) Arg-e Bam sendiri mulai dibangun pada masa Parthian dan terus berlanjut pada zaman Sassanid. Benteng ini lalu diduduki Bangsa Arab, yang membangun masjid pertama di sana pada masa masuknya Islam ke Iran.
Arg-e Bam sempat dikuasai Bangsa Mongol, Dinasti Qarakhataian dan Dinasti Safavids, hingga Dinasti Qajar sebelum masa modern Iran. Di masa lalu, selain menjadi bagian dari jalur sutra, Arg-e Bam juga merupakan bagian dair jalur rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Gempa bumi yang melanda kota Bam pada bulan Desember 2003 telah menghancurkan sebagian dari Arg-e Bam, sehingga Presiden Iran memerintahkan pembangunan kembali benteng tersebut. Arg-e Bam dan wilayah sekitarnya telah terdaftar pada World Heritage Site UNESCO pada tahun 2004 dan sempat masuk dalam Endangered List pada tahun 2004-2011 selama masa rekonstruksi pasca-gempa.
Salah satu sudut Arg-e Bam dengan jalan yang mendaki ((Foto: Dokumen Pribadi, Maret, 2019)
Sekiranya Anda berkesempatan untuk mengunjungi kota-kota di Iran, niscaya pengalaman tersebut akan menjadi sesuatu yang tidak terlupakan. Seeing is believing. Saran penulis datanglah pada saat musim gugur atau musim dingin (Oktober-Januari), saat udara dan cuaca terasa lebih nyaman.