Mengenalkan Konsep Kompetisi pada Anak

Denia Putri Prameswari
Founder Sekolah Bunga Matahari - Early Childhood Practitioner - Sky admirer
Konten dari Pengguna
23 Januari 2017 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Denia Putri Prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua mana yang tidak senang dan bangga saat anaknya berhasil memenangkan sebuah kompetisi, bahkan sesederhana lomba mewarnai atau lomba makan kerupuk pada Hari Kemerderkaan RI di sekolahnya? Semua orang tua pasti bangga atas pencapaian anaknya, sekecil apapun itu. Namun apa yang terjadi saat anak justru mengalami kekalahan? Apa yang perlu orang tua jelaskan pada anak agar dapat berkompetisi secara sportif?
ADVERTISEMENT
Dalam mengenalkan konsep kompetisi, anak perlu dijelaskan mengenai adanya konsekuensi dari sebuah pertandingan, yaitu menang dan kalah.
Merupakan sebuah hal yang wajar apabila seseorang mengalaminya secara bergantian dalam bertanding. Konsep ini perlu ditanamkan sejak dini secara berulang agar anak mulai familiar dengan keduanya.
Perlu ditambahkan pula, bahwa kedua konsekuensi tersebut merupakan buah dari usaha yang mereka lakukan sendiri. Hal ini menghindari kemungkinan nantinya anak mencari faktor eksternal untuk menjelaskan hasil yang ia dapatkan dalam sebuah kompetisi.
Dalam menjelaskan menang dan kalah, anak juga perlu diarahkan untuk belajar mengenal sikap yang baik ditunjukkan saat mengalami keduanya.
• Jika menang, berikan apresiasi yang cukup pada hasil yang anak dapatkan dalam kompetisi. Namun selain mengapresiasi hasil, yang tidak kalah penting adalah mengapresiasi proses yang telah anak jalani untuk mencapai prestasi tersebut. Dengan melibatkan proses untuk mencapai hasil tersebut, anak diarahkan untuk juga belajar menghargai persiapan yang diperlukan untuk memenangkan sebuah kompetisi. Perlu diperhatikan pula dalam pemberian pujian, hendaknya tidak berlebih-lebihan agar tidak memupuk pribadi yang tinggi hati saat mendapatkan kemenangan.
ADVERTISEMENT
• Jika kalah, biarkan anak menunjukkan emosi sedih atau marah selagi masih dalam batas wajar. Anak juga perlu menampilkan emosinya sebagai respon dari sebuah kejadian. Setelah anak mulai tenang, dapat mulai disisipkan evaluasi (dalam bentuk diskusi dua arah yang melibatkan pendapat anak). Alih-alih menyalahkan, evaluasi dapat membantu anak menemukan sendiri hal yang perlu ia perbaiki atau usahakan lebih dalam kompetisi berikutnya. Selain itu, penting pula untuk mengajarkan anak memberi apresiasi pada pemenang untuk menanamkan jiwa sporitvitas anak
Satu hal lagi yang juga perlu diperhatikan adalah untuk mengajarkan anak memandang hadiah sebagai bonus tambahan dari kemenangannya, bukan tujuan utama.
Fokus yang berlebihan pada hadiah dapat membentuk pribadi anak untuk memperbolehkan segala cara demi memperolehnya. Hal ini dapat berimbas pada kesempatan untuk bertanding secara curang serta mengabaikan konsep esensial dari sebuah kompetisi, yaitu bersikap adil.
ADVERTISEMENT