Ada Sekeping Kisah Gaza di Syal Palestina Milik Menlu Retno

7 Desember 2017 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno menerima syal Gaza dari Abdillah Onim. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno menerima syal Gaza dari Abdillah Onim. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pagi ini berdiri di mimbar forum internasional, mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem ibu kota Israel. Di lehernya, terkalung syal Palestina, bermotif kotak-kota khas Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Itu ternyata syal bukan sembarang syal, melainkan punya sekeping kisah Gaza di dalamnya. Gaza adalah bagian dari Palestina yang paling menderita, diblokade, diserang, dan dimiskinkan Israel. Ribuan warga Gaza tewas diroket Israel, kelaparan dan kematian selalui menghantui warganya.
Retno mengatakan, syal itu diberikan oleh seorang warga negara Indonesia yang telah hidup di Gaza selama beberapa tahun. "Bapak ini merupakan partner kita dalam memberikan bantuan yang diperlukan oleh Palestina," kata Retno, berbicara usai pidatonya di acara Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di International Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Banten, Kamis (7/12).
Bantuan yang diberikan Indonesia, kata Retno, salah satunya bertujuan membantu para janda korban perang di Gaza. Syal itu, lanjut dia adalah buatan tangan para janda tersebut.
ADVERTISEMENT
"Scarf ini dibuat oleh para janda yang hidup di Gaza...scarf ini handmade," ujar Retno.
Sambutan Menlu Retno dalam pembukaan BDF 10th (Foto: Twitter @Portal_Kemlu_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Sambutan Menlu Retno dalam pembukaan BDF 10th (Foto: Twitter @Portal_Kemlu_RI)
Syal itu bermotif kotak-kotak dengan bendera Indonesia dan Palestina di salah satu ujungnya. Di ujung lainnya ada gambar Masjidil Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur.
Retno memakai syal itu ketika menyampaikan kecamannya terhadap keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem ibu kota Israel. Tidak sembarangan syal itu dipakai Retno, ada perlambang komitmen Indonesia di dalamnya.
"Saya memakai scarf ini untuk menunjukkan komitmen, tidak hanya pemerintah Indonesia tapi juga masyarakat Indonesia, bahwa kita selalu bersama dengan Palestina," ujar Retno.
Syal itu diberikan oleh Abdillah Onim, warga Indonesia yang telah tinggal di Gaza sejak 2008, ketika mengunjungi Kementerian Luar Negeri Indonesia beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Benar sekali," kata Onim kepada kumparan saat dikonfirmasi apakah syal itu diberikan oleh dirinya kepada Retno.
Menlu Retno menerima syal Gaza dari Abdillah Onim. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno menerima syal Gaza dari Abdillah Onim. (Foto: Dok. Istimewa)
"Syal itu adalah hasil dari salah satu program yang digalang Ustadz Aa Gym. Di Gaza ada 30 ribu janda," lanjut pria 36 tahun ini.
Dia mengatakan, program tersebut digalang untuk mengurangi penderitaan warga Gaza, salah satunya adalah pemberdayaan Muslimah dan janda.
"Mereka diajarkan menjahit, bordir, rajut, hasilnya dijual di pasar regional, dijual ke Indonesia. Hasil penjualan kembali ke Muslimah di Jalur Gaza," kata Onim.
Onim, sejak 2008 telah tinggal di Gaza. Dia menolak pulang ke tanah air dan membantu wilayah yang diblokade Israel itu dengan caranya sendiri.
Onim kini menjadi perantara antara lembaga kemanusiaan Indonesia dengan masyarakat di Gaza. Kebanyakan bantuan dari Indonesia untuk Gaza disalurkan dengan bantuan Onim. Dia telah menikah dengan wanita Gaza dan dikaruniai dua anak, tengah menantikan kelahiran anaknya yang ketiga di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Onim berharap bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo, selain untuk menyerahkan syal Gaza dia juga akan menceritakan pengalamannya di wilayah Palestina itu.
"Saya ingin bertemu Presiden Jokowi," kata Onim.