Anggota Dewan Australia Pakai Burqa untuk Dorong Pelarangan Cadar
ADVERTISEMENT
Seorang politisi sayap kanan mengejutkan semua anggota dewan di parlemen Australia setelah datang mengenakan burqa, atau pakaian Muslimah yang menutup seluruh tubuh dan wajah. Aksi ini dilancarkannya untuk mendorong pelarangan cadar di Australia.
ADVERTISEMENT
Adegan ini terjadi pada Kamis (17/8) seperti diberitakan Reuters. Ketua Partai One Nation, Pauline Hanson, duduk mengenakan burqa di kursinya di gedung parlemen di Canberra selama sekitar 20 menit. Kemudian dia berdiri dan membuka pakaian serba hitam tersebut, lalu menyerukan pelarangannya di seluruh negeri.
"Saya dengan senang hati membukanya karena pakaian ini tidak seharusnya ada di parlemen," kata Hanson.
"Jika seseorang mengenakan balaclava atau helm masuk ke dalam bank atau bangunan lainnya, atau pengadilan, mereka harus melepaskannya. Mengapa tidak demikian dengan seseorang yang menutupi wajahnya dan tidak bisa dikenali?" lanjut Hanson lagi.
Hanson memang dikenal sebagai politisi yang anti Islam. Tahun 1900-an, namanya mencuat setelah keras memprotes imigran dari Asia dan para pencari suaka masuk Australia.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun terakhir, Hanson dan partainya getol berkampanye menentang pakaian Islami dan pembangunan masjid di negara tersebut.
Namun bukannya mendapat dukungan, aksi Hanson di parlemen justru dapat cibiran. Jaksa Agung George Brandis mengimbau Hanson untuk hati-hati karena tindakannya bisa membuat umat Islam Australia tersinggung.
"Kami semua tahu Anda bukanlah penganut agama Islam. Saya memperingatkan dan menasihati Anda untuk sangat, sangat berhati-hati karena tindakan Anda bisa menyinggung hal sensitif dari umat beragama di Australia," ujar Brandis.
Menurut Adel Salman, wakil presiden dari Dewan Islam negara bagian Victoria, tindakan Hanson bisa dimaklumi karena dia sejak lama telah menghina Islam.
"Sangat mengecewakan, tapi tidak mengejutkan, karena dia telah mengejek agama Islam berkali-kali," ujar Salman.
ADVERTISEMENT