Ben Tzion, Yahudi Israel yang Hobi Wira-wiri ke Masjid Suci

23 November 2017 11:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ben Tzion, pria Israel yang hobi ke Masjid (Foto: Instagram @ben.tzion)
zoom-in-whitePerbesar
Ben Tzion, pria Israel yang hobi ke Masjid (Foto: Instagram @ben.tzion)
ADVERTISEMENT
Ben Tzion, seorang Yahudi Israel memicu kehebohan setelah berfoto di Masjid Nabawi. Namun ini bukan kali pertama Tzion menyambangi masjid suci umat Islam, bahkan kegiatan ini jadi hobi bagi dirinya.
ADVERTISEMENT
Tzion yang lahir di Rusia dan pindah ke Israel pada 2014 ini sudah mengunjungi banyak situs suci umat Islam, termasuk Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina. Masjid lain yang dia kunjungi ada di Turki, Lebanon, Yordania, dan Iran.
Foto-fotonya diunggah di akun Instagram pribadi miliknya. Pekan lalu, pria 31 tahun ini mengunggah foto dirinya di Masjid Nabawi, memicu lebih dari 3.500 komentar di Instagram.
Walau kebanyakan komentar di foto-fotonya itu mengecam dan bernada negatif, namun Tzion mengaku tidak menemui hal itu di dunia nyata. Setiap kali menyambangi masjid-masjid, dia disambut dengan baik oleh umat Islam, bahkan ketika dia menyebutkan bahwa dia seorang Yahudi.
"Tidak ada satu pun di dunia Arab yang berbuat buruk kepada saya," kata Tzion kepada Times of Israel melalui sambungan telepon Selasa lalu.
ADVERTISEMENT
"Mereka tahu saya berbeda, mereka melihat saya mengenakan kippah atau pakaian Arab yang berbeda. Mereka bertanya saya dari mana. Saya katakan saya dari Yerusalem, Israel. Dan reaksi pertama mereka adalah: Wow, selamat datang!" lanjut dia.
Blogger untuk Times of Israel ini menekankan kunjungannya itu dilandasi atas dasar penghormatan dan saling menghargai antar keyakinan beragama. Pesan-pesan perdamaian dilontarkan Tzion dalam foto-foto tersebut.
Boleh jadi Israel dan Arab berseteru, tapi di kalangan masyarakat biasa, kata dia, keduanya bersahabat.
"Di antara masyarakat biasa, tidak ada kebencian. Saya ke Beirut dua pekan lalu -- tidak ada kebencian, semua orang sangat ramah," tutur Tzion.
Tzion juga secara terbuka menunjukkan diri seorang Yahudi. Di Masjid Nabawi dia membawa tefillin atau phylacteries, gulungan teks suci umat Yahudi, dengan tulisan ibrani di kantungnya. Dia mengatakan, tidak ada yang menyakitinya di masjid tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak menyembunyikan apapun. Semua orang tahu saya Yahudi," kata dia.
Hal ini juga diungkapkannya terang-terangan di Instagram. Beberapa foto dirinya memperlihatkan Tzion tengah beribadah di sinagog atau tembok ratapan, mengenakan kippah atau atribut Yahudi lainnya.
"Saya seorang Yahudi. Saya bangga menjadi Yahudi," tegas dia.
Walau demikian, dia berlepas diri dari partai politik atau pemerintahan Israel. Kunjungannya ke negara-negara Islam murni perjalanan wisata pribadi. "Saya bukan tokoh politik, tidak bekerja untuk organisasi Israel, juga bukan di badan keamanan atau politik. Saya Yahudi independen," Tzion berkata.
Tzion lahir di kota Rostov-on Don, Rusia, dan di usia 19 tahun dia menempuh studi bisnis dan kewirausahaan di Babson College, Boston, Amerika Serikat. Di kampus itu dia berkawan dengan Muslim dari Arab Saudi. Jika mengunjungi Saudi, kawan-kawan Tzion ini yang menjamunya.
ADVERTISEMENT
Tahun 2014, dia pindah ke Israel dan menjadi warga negara itu.
Tzion gemar berkunjung ke negara Islam ketika masa Hannukah, di akhir tahun ketika cuaca sedang dingin. Tahun lalu, dia pergi ke Teheran dan mengunjungi kota suci Syiah, Qom, di Iran.
"Saya kagum dengan Iran. Mesopotamia adalah tempat kelahiran ilmu pengetahuan dan obat-obatan, dan itu tempat lahirnya Talmud Babilonina. Yahudi ada di sana sejak ribuan tahun," tutur Tzion.
Pekan lalu dia mengunjungi Saudi untuk menghadiri Misk Global Forum. Kunjungan ke Masjid Nabawi adalah salah satu agenda dalam forum tersebut.
Tidak disebutkan bagaimana dia bisa masuk ke Saudi, karena pemegang paspor Israel tidak boleh masuk negara itu. Atau mungkin dia ber-dwikenegaraan dan menggunakan paspor Rusia untuk dapat visa Saudi. Namun Tzion menegaskan dia masuk ke negara-negara Islam dengan legal.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ingin cari masalah di negara manapun. Saya datang sebagai pribadi, sebagai seorang Yahudi. Orang-orang sadar saya Yahudi. Dalam foto di Amman, saya bahkan pakai kippah," kata dia.
Setiap orang yang ditemuinya di Arab tidak berbicara politik, hanya berbincang soal keseharian. Hal-hal kecil yang tidak menyerempet isu-isu panas kedua negara.
"Kami tidak bicara soal zionisme, politik, solusi satu-negara, solusi dua-negara, tiga-negara. Saat saya bertemu orang untuk pertama kali, mereka tidak langsung bicara politik. Mereka berbicara hal normal, manusiawi seperti: Apa kabar? Ada yang bisa kami bantu?" tutur Tzion.