Bukti Pembunuhan Rohingya Gamblang, Tapi Myanmar Tetap Menyangkal

7 Februari 2017 10:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Aung San Suu Kyi (Foto: Aung San Suu Kyi/facebook)
Pemerintah Myanmar tetap menyangkal penyiksaan, pembunuhan dan perkosaan yang dilakukan oleh tentara mereka terhadap warga minoritas Muslim Rohingya. Padahal berbagai bukti-bukti telah gamblang disajikan, termasuk temuan tim penyidik PBB pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Penyangkalan pemerintah Myanmar ini disampaikan oleh pejabat Bangladesh yang menghadiri rapat tertutup dengan beberapa diplomat dan perwakilan lembaga internasional di Dhaka hari Minggu lalu. Dalam rapat tersebut, Bangladesh mengutip laporan badan HAM PBB soal pembunuhan dan perkosaan massal warga Rohingya oleh tentara dan polisi Myanmar.
"Saat Bangladesh menyebut tindakan keji oleh badan penegak hukum Myanmar, perwakilan Myanmar tidak setuju dan dalam penyangkalan penuh," kata H.T. Imam, penasihat politik Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina yang menghadiri rapat itu, diberitakan Reuters, Senin (6/2).
Penyiksaan Rohingya (Foto: Youtube)
Dalam laporan badan ham PBB, UNHCHR, Jumat pekan lalu, disebut kekerasan terhadap Rohingya telah menyebar dan sistematis. Warga Rohingya dibunuhi, dihilangkan paksa, disiksa, diperkosa dan mengalami kekerasan seksual lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu kekejaman terparah menurut laporan UNHCHR adalah pembunuhan terhadap bayi Rohingya berusia 8 bulan dengan pisau, sementara ibunya diperkosa ramai-ramai oleh tentara.
Komisaris Tinggi UNHCHR Zeid Ra'ad al-Hussein mengaku telah memperlihatkan laporan setebal 43 halaman itu kepada Aung San Suu Kyi. Menurut Hussein, Suu Kyi terlihat "tersentuh" setelah melihatnya.
Pengungsi Rohingya mengunjungi pusat kesehatan. (Foto: Reuters)
Selama ini Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, dikecam karena tidak melakukan apa-apa dalam menghentikan kekerasan terhadap Rohingya. Suu Kyi juga tidak berbuat apa-apa untuk menyejahterakan 1,1 juta Rohingya di Myanmar.
Pemerintah Myanmar berjanji akan menyelidiki laporan PBB tersebut.
Sedikitnya 86 orang terbunuh dan 66 ribu warga Rohingya lainnya mengungsi ke Bangladesh setelah tentara Myanmar menyerbu desa-desa di Rakhine menyusul pembunuhan sembilan polisi pada Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Bangladesh mengaku kewalahan menerima para pengungsi Rohingya dan berencana memindahkan mereka ke sebuah pulau tak berpenghuni.