Dalam Sepekan Polisi Filipina Bantai 80 Bandar Narkoba

18 Agustus 2017 14:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka penyebar shabu di Filipina (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka penyebar shabu di Filipina (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
ADVERTISEMENT
Kebijakan tembak mati bandar narkoba yang diperintahkan Presiden Rodrigo Duterte kian berdarah. Sedikitnya 80 orang yang dituduh bandar narkoba dan pelaku tindak kriminal tewas dibunuh polisi hanya dalam sepekan ini di Filipina.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Jumat (18/8), dalam sehari pada Rabu lalu 13 orang tewas terbunuh. Awal pekan ini, ada 67 orang yang ditembak mati dan lebih 200 lainnya ditahan di Manila dan provinsi-provinsi di sekitarnya.
Dalam foto-foto Reuters, terlihat mayat-mayat yang bergeletakan di jalan dengan lubang bekas peluru di tubuh mereka. Pekan ini disebut sebagai minggu paling berdarah dalam sejarah pemberantasan narkoba di Filipina.
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
Kepolisian Filipina memang meningkatkan operasi pemberantasan narkoba, atau yang mereka sebut dengan istilah "One-Time, Big-Time". Kebanyakan operasi polisi digelar di distrik-distrik rawan, daerah kumuh, dan permukiman kelas menengah ke bawah.
Polisi mengatakan tidak mendapatkan instruksi langsung dari Duterte untuk meningkatkan operasi mereka, mengaku hanya melakukan tugas saja.
ADVERTISEMENT
"Presiden tidak memerintahkan kami untuk membunuh dan membunuh. Saya juga tidak memerintahkan anak buah saya untuk membunuh dan membunuh. Tapi instruksi dari presiden jelas, perang kami melawan narkoba tidak akan berhenti. Mereka yang terbunuh telah melawan," kata kepala polisi Filipina, Ronald dela Rosa. Duterte memang belakangan gencar mengancam para bandar narkoba maupun beking mereka dari kepolisian dan pemerintahan.
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi di Filipina identifikasi lokasi (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
"Mari bunuh 32 orang lagi setiap hari. Mungkin kita bisa mengobati negara ini," kata Duterte beberapa waktu lalu, mengomentari tewasnya 32 orang di Manila.
Sejak menjabat presiden tahun 2016, Duterte mencanangkan perang terhadap narkoba yang telah menewaskan ribuan orang, termasuk korbannya adalah beberapa pejabat dan wali kota di negara itu. Pembunuhan ini menuai kecaman dari lembaga HAM dan negara-negara Barat.
ADVERTISEMENT
Protes juga mulai berdatangan dari dalam negeri, digawangi oleh partai oposisi. Namun Duterte tidak peduli, bahkan menjanjikan hadiah uang untuk mereka yang berhasil membunuh polisi korup yang membekingi bandar narkotika.