G20 Serasa G19 karena Donald Trump Dikucilkan

9 Juli 2017 17:13 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Angela Merkel di KTT G20 (Foto: REUTERS/Markus Schreiber)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Angela Merkel di KTT G20 (Foto: REUTERS/Markus Schreiber)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat dikucilkan dalam KTT G20 yang dimulai Jumat lalu di kota Hamburg, Jerman. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump adalah satu-satunya kepala negara yang tidak satu suara dengan para pemimpin lainnya di ajang tersebut.
ADVERTISEMENT
Media Inggris, The Independent, pada Sabtu (8/7) menuliskan bahwa AS mulai kehilangan tajinya dalam konferensi internasional sekelas G20. Biasanya AS selalu dalam posisi penting dalam ajang tersebut. Namun baru di kepemimpinan Trump, kehadiran AS tidak terasa esensial.
Pasalnya, AS satu-satunya negara yang berseberangan dengan 19 negara anggota G20 lainnya dalam isu perubahan iklim. AS keluar dari perjanjian iklim Paris pada 2015, dan Trump menolak menandatangani kesepakatan soal isu ini di KTT G20.
Donald Trump saat menghadiri KTT G20 di Hamburg (Foto: REUTERS/Markus Schreiber)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump saat menghadiri KTT G20 di Hamburg (Foto: REUTERS/Markus Schreiber)
Sikap AS ini dituangkan dalam komunike yang dirilis oleh KTT. Disebutkan bahwa AS tetap pada pendiriannya, namun siap membantu negara lain dalam memproduksi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
"Setiap kali tidak ada konsensus yang bisa dicapai, perbedaan harus diperjelas. Sayangnya, Amerika Serikat tetap meninggalkan kesepakatan iklim," kata Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji akan mengadakan KTT iklim lagi pada Desember tahun ini demi mengubah suara Trump. Pasalnya peran AS dalam pengurangan emisi sangat penting.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani Barack Obama dua tahun lalu, AS berkomitmen mengurangi emisi gas buang hingga 28 persen pada 2025, atau sekitar 1,6 miliar ton dari emisi tahunan. AS adalah negara pembuang emisi terbesar kedua di dunia setelah China.
Penolakan Trump dalam kesepakatan iklim membuat AS dikucilkan. Lantas ramai istilah baru untuk menggambarkan hal ini, yaitu "G19", ada juga yang menyebutnya "G19+1".
Berbagai foto tersebar di media sosial, Trump sedang duduk sendiri sementara para pemimpin lain sibuk bercengkerama. Macron dalam wawancara dengan Washington Post mengatakan: "Dunia kita tidak pernah sebegini terpecah belahnya."
ADVERTISEMENT
Direktur kampanye lembaga think tank Oxfam Steve Price-Thomas mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Trump, AS terisolir.
"19 negara anggota menegaskan Perjanjian Paris tidak bisa diubah, Presiden Trump dengan keras kepala meningkatkan industri bahan bakar fosil membuatnya terkucilkan dan terjebak di masa lalu," kata Thomas.
Menurut pengamat, sejak saat ini posisi AS di G20 tidak lagi signifikan di mata dunia.
"Negara-negara tidak akan lagi mengharapkan kepemimpinan AS, mereka akan mencari Trudeau (Justin Trudeau - PM Kanada), Macron, dan Merkel. Dari semua yang saya ajak bicara, mereka mengatakan hal ini tidak akan berubah," kata Thomas Bernes, mantan pejabat IMF dan pengamat di lembaga think tank Kanada, Centre for International Governance.
ADVERTISEMENT