news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Haru Saat Kru Ambulans Penuhi Permintaan Pasien untuk Melihat Laut

24 November 2017 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kru ambulans bawa pasien ke laut (Foto: Facebook Queensland Ambulance Service (QAS))
zoom-in-whitePerbesar
Kru ambulans bawa pasien ke laut (Foto: Facebook Queensland Ambulance Service (QAS))
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang tenaga medis tidak melulu soal pengetahuan mendalam di bidang yang digelutinya, tapi juga soal empati terhadap pasien. Seperti seorang kru ambulans di Australia ini, yang memenuhi permintaan terakhir pasiennya.
ADVERTISEMENT
Tidak disebutkan nama kru tersebut, namun foto dirinya dipampang oleh jasa ambulans Queensland (QAS) di akun Facebook mereka. Terlihat pria itu berdiri di samping tempat tidur ambulans, di pinggir laut.
"Air mata menetes dan pasien merasa sangat bahagia," tulis QAS dalam foto yang telah dibagikan hampir 18 ribu orang itu.
Ada kisah di balik foto yang diambil di Hervey Bay, pantai timur Australia, itu. Pasien dalam foto tersebut adalah seorang wanita yang sakit keras, dan kehidupannya diprediksi tinggal menghitung hari.
Saat itu ambulans tengah membawa wanita tersebut ke pusat perawatan paliatif, sebuah metode perawatan non-medis untuk memberikan ketenangan bagi pasien penyakit berat.
Saat sedang dalam perjalanan, pasien tiba-tiba berharap bisa ke pantai. Setidaknya sekali lagi menyaksikan ombak bergulung ke pesisir di penghujung hidupnya.
ADVERTISEMENT
Biasanya permintaan seperti ini diacuhkan, mengingat gawatnya penyakit pasien itu. Namun kru ambulans tersebut justru banting setir menuju pantai.
"Kru mengambil perubahan rute kecil menuju pantai Hervey Bay yang indah untuk memberikan pasien kesempatan itu," tulis QAS.
Setibanya di pantai, pasien itu bahagia luar biasa. Air matanya menetes melihat pantai, merasakan angin laut menerpa wajahnya.
Barangkali tanpa disadari, kru ambulans itu justru telah memberikan pengobatan paliatif paling ampuh. Metode paliatif memang bukan penyembuh, tapi untuk memberikan kesempatan terakhir bagi pasien merasakan kebahagiaan.
"Terkadang bukan obat/pelatihan/kemampuan - terkadang yang kita butuhkan untuk membuat perubahan hanya empati," ujar QAS.