Hubungan Khamenei dan Presiden Iran Kian Retak

16 Februari 2017 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Khamenei dan Hassan Rouhani. (Foto: Dok. Wikimedia)
Hubungan antara pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ayatullah Khamenei, dengan Presiden Hassan Rouhani kian retak. Kritikan demi kritikan terus dilayangkan Khamenei atas kepemimpinan Rouhani di negara itu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pada Rabu (15/2) Khamenei mengkritik kebijakan ekonomi Rouhani yang menurutnya tidak baik. Dalam kritikan yang sangat jarang dilayangkan seorang Ayatullah itu, Khamenei mengatakan Rouhani harus lebih serius dalam mengatasi inflasi, resesi dan angka pengangguran.
Khamenei juga mengatakan seluruh kebijakan harus dilakukan secara transparan. "Saya telah meminta presiden yang terhormat untuk mengatakan kepada para pelaksana bahwa manajemen harus dilakukan dengan transparan, pengawasan dan dengan tindak lanjut," kata Khamenei.
Hassan Rouhani. (Foto: Reuters)
Kritikan ini dilayangkan Khamenei selang tiga bulan sebelum pemilu presiden Iran pada Mei mendatang. Rouhani yang akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden sangat membutuhkan restu dari Khamenei.
Namun kenyataannya, dalam setahun terakhir Khamenei kerap mengkritik Rouhani. Salah satu kritikan dilayangkan karena Rouhani dinilai terlalu bersahabat dengan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Khamenei mengatakan kesepakatan nuklir dengan AS dan sekutunya di Barat merugikan Iran. Sementara menurut Rouhani, kesepakatan pengurangan fasilitas nuklir yang ditukar dengan pencabutan sanksi telah menguntungkan perekonomian negara itu.
Khamenei. (Foto: Reuters)
Rouhani harus baik-baik dengan Khamenei jika ingin menjadi presiden lagi. Karena segala keputusan presiden pada dasarnya bisa dibatalkan dengan titah seorang Khamenei.
Hal ini terjadi pada tahun 2011 saat Iran dipimpin Mahmoud Ahmadinejad. Khamenei saat itu menempatkan kembali Heidar Moslehi sebagai menteri intelijen, yang sepekan sebelumnya dipecat oleh Ahmadinejad.
Akibat peristiwa itu, konflik antara Khamenei dan Ahmadinejad semakin dalam. Khamenei kala itu mengatakan akan mencampuri urusan pemerintahan jika dibutuhkan.