news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kelingking Bos Yakuza di Thailand Terpotong, Apa Artinya?

12 Januari 2018 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bos Yakuza yang tertangkap di Thailand (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bos Yakuza yang tertangkap di Thailand (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Selain tato yang mencolok, terlihat kejanggalan lain dari bos Yakuza yang tertangkap di Thailand. Salah satu jari kelingkingnya terpotong, terlihat lebih pendek satu ruas dibanding kelingking lainnya.
ADVERTISEMENT
Shigeharu Shirai tertangkap di kota Lopburi pekan ini setelah fotonya bertelanjang dada dengan tato di sekujur tubuh jadi viral di media sosial tahun lalu. Shirai diburu kepolisian Jepang setelah terlibat dalam pembunuhan pada 2003. Dia kabur ke Thailand setelah itu dan memulai hidup yang baru.
Lelaki 74 tahun ini "dipajang" oleh kepolisian Thailand, menunjukkan tato di tubuhnya. Tato memenuhi tubuh adalah ciri khas yang tidak terlepaskan dari anggota Yakuza, atau geng kriminal Jepang. Ada ciri lainnya yang identik dengan Yakuza, yaitu jari yang terpotong. Shirai memiliki dua ciri ini.
Bos Yakuza yang tertangkap di Thailand (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bos Yakuza yang tertangkap di Thailand (Foto: Reuters)
Memotong jari atau yubitsume adalah ritual para Yakuza untuk menghukum diri mereka sendiri, sebagai bentuk penyesalan atau permintaan maaf. Biasanya jari yang dipotong adalah kelingking. Ini adalah tindakan sukarela yang biasanya untuk menghindari hukuman yang lebih berat.
ADVERTISEMENT
Dalam Yubitsume seorang Yakuza meletakkan kelingkingnya di atas kain putih bersih. Lalu menggunakan pisau yang sangat tajam atau tanto, dia memotong ruas pertama jari kelingking kirinya, di bawah kuku. Dia kemudian membungkus potongan kelingking itu dan memberikannya ke oyabun alias bosnya.
Jika suatu saat dia melakukan kesalahan lagi, maka ruas berikut dari kelingkingnya yang akan dipotong dalam yubitsume. Jika seluruh ruas kelingking kiri sudah habis dipotong, mau tidak mau seseorang melakukan yubitsume dengan kelingking kanannya. Jika kedua kelingkingnya sudah habis, maka jari-jari lainnya jadi sasaran.
Dalam kasus Shirai, terlihat ruas paling atas kelingking kirinya terpotong, menandakan dia pernah melakukan satu kesalahan.
Yubitsume, tradisi potong jari Yakuza. (Foto: blaisap.typepad.fr)
zoom-in-whitePerbesar
Yubitsume, tradisi potong jari Yakuza. (Foto: blaisap.typepad.fr)
Menurut survei pemerintah Jepang pada 1993 yang dikutip dari data US National Library of Medicine, 45 persen anggota Yakuza modern sudah terpotong kelingkingnya. Sebanyak 15 persen di antaranya pernah melakukan yubitsume setidaknya dua kali.
ADVERTISEMENT
Tidak melulu Yakuza, yubitsume juga pernah dilakukan terhadap seorang pengusaha yang berutang besar pada Yakuza di tahun 2005. Ketika itu, dibantu seorang dokter asal Korea Selatan yang menyuntikkan obat bius, pengusaha itu memotong kelingkingnya dengan palu dan pahat.
Dalam buku "Yakuza: Japan’s criminal underworld" karya David E Kaplan, Yubitsume pertama kali dilakukan oleh para pejudi yang disebut bakuto. Ujung kelingking diberikan sebagai ganti utang yang tidak bisa mereka bayar. Praktik ini digunakan untuk memotivasi para pejudi untuk membayar utang judi mereka.
ilustrasi tato Yakuza. (Foto: dok. Teamyello)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi tato Yakuza. (Foto: dok. Teamyello)
Jari yang buntung dan tato di sekujur tubuh adalah pemandangan gamblang bahwa seseorang adalah anggota Yakuza. Itulah yang membuat Shirai tertangkap.
Jika seorang anggota Yakuza ingin bertaubat, tato bisa dihilangkan atau ditutupi dengan pakaian, tapi jari mustahil tumbuh kembali. Maka tidak sedikit dari mereka yang kemudian memakai jari prostetik. Dikutip dari ABC News, jari prostetik diminati para mantan anggota Yakuza yang ingin kembali ke masyarakat.
ADVERTISEMENT