Khamenei Secara Resmi Restui Rouhani Pimpin Kembali Iran

3 Agustus 2017 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seremoni Hassan Rouhani sebagai Presiden (Foto: Leader.ir/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Seremoni Hassan Rouhani sebagai Presiden (Foto: Leader.ir/Handout via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Pemimpin tertinggi Syiah Iran Ayatullah Khamenei secara resmi merestui Hassan Rouhani yang memenangkan pemilu presiden Mei lalu. Rouhani akan menjadi presiden Iran untuk periode kedua.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, restu Khamenei ini disampaikan dalam sebuah acara resmi yang disiarkan secara nasional pada Kamis (3/8). Pada acara yang dihadiri pada tokoh politik, militer, dan agama itu, Khamenei mendoakan pemerintahan Rouhani.
Khamenei kemudian secara simbolis menyerahkan mandat presiden kepada Rouhani. Dia lalu mencium pipi Rouhani, dan Rouhani membalas dengan mencium bahunya, tanda penghormatan.
Dalam acara itu, Khamenei menyerukan Rouhani untuk membawa Iran ke dalam kemandirian ekonomi dan membentuk perekonomian yang kuat. Khamenei sebelumnya beberapa kali mengkritik lambatnya pemulihan ekonomi Iran setelah Amerika Serikat mencabut sanksi tahun lalu.
Seremoni Hassan Rouhani sebagai Presiden (Foto: Leader.ir/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Seremoni Hassan Rouhani sebagai Presiden (Foto: Leader.ir/Handout via REUTERS)
Walau Iran memiliki presiden, namun sejatinya pemimpin negara itu adalah Khamenei yang dijuluki "supreme leader". Keputusan presiden bisa dibatalkan oleh Khamenei, seperti saat kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinan Rouhani, pemerintah Teheran mencapai kesepakatan penting dengan enam negara dunia pada 2015 soal pencabutan sanksi terkait program nuklir Iran.
Setelah diambil sumpahnya Sabtu lalu, Rouhani punya dua pekan untuk menyerahkan nama-nama kabinetnya kepada parlemen.
"Pemerintah bertujuan meningkatkan citra Iran di mata dunia, menjaga hak-hak rakyat, menghapuskan kemiskinan, melindungi demokrasi agama, dan suara rakyat kami," kata Rouhani dalam pidatonya.
Rouhani yang merupakan ulama Syiah dianggap sebagai presiden yang lebih moderat dibanding pendahulunya, Ahmadinejad. Di bawah kepemimpinannya, Iran membuka kembali dialog dengan Amerika Serikat terkait program nuklir.
Barat menuding Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Iran membantah dengan mengatakan nuklir mereka untuk tujuan medis.